Saturday, June 1, 2013

Rajasinga (Grindcore asal Bandung)

RAJASINGA lahir dari sebuah joke. Tercetus di pertengahan 2004, dengan semangat untuk membuat band keras dan cepat, mereka sebenarnya tidak pernah punya niat serius atau bermimpi jadi musisi kondang

Bandung Berisik VI

Bandung Berisik VI
Maximum Aggression, 18 & 19 Mei 2012

Selepas Bandung Berisik V, Ujungberung Rebels dan Atap Promotion segera mempersiapkan pergelaran Bandung Berisik VI. Sepajang 2011 dan awal 2012 berbagai persiapan terus dilakukan termasuk perekrutan para pekerja yang menggarap BB IV.1000 orang pekerja lebih telah direkrut, dipersiapkan untuk menggarap BB VI.Kru terus dipersiapkan dengan mengambil spirit gairah berkarya Ujungberung Rebels.Kebanyakan diambil dari generasi muda untuk mempertajam Bandung Berisik sebagai momen regenerasi dan perbaikan kualitas komunitas.

Bandung Berisik V

Bandung Berisik V
Rebel Meets Rebel, 11 Juni 2011
 
Setelah BB IV, anak-anak Ujungberung Rebels tenggelam dalam kesibukan masing-masing band. Beberapa kali rencana gelaran BB dibicarakan di lingkaran dalam Ujungberung Rebels, namun selalu mentah.Pasca tragedy AACC 9 Februari 2008, bahkan pernah dibentuk dua kali kepanitiaan BB.Yang pertama dipegang oleh duet Yayat, Jemi dan yang ke dua dipegang oleh duet Bebi, Addy Gembel.Kedua kepanitiaan ini juga gagal mengeksekusi pergelaran BB.Selain kesibukan yang luar biasa dari masing-masing tokoh Ujungberung Rebels, tuntutan perbaikan kualitas dan kuantitas BB juga menjadi hal yang terus dikejar.

Bandung Berisik IV

Bandung Berisik IV "Ka Surga!"
Open Air Rock Festival 10 Agustus 2003

Pasca acara Bandung Berisik 3 terjadi banyak perubahan yang signifikan di peta komunitas lokal terutama komunitas musik ekstrim di daerah Bandung Timur. Daerah seperti Cicadas, Cicaheum, Sindanglaya, Cibiru, Cileunyi, Jatinangor, Rancaekek, Cicalengka dan Tanjungsari mulai berani menggelar acara musik ekstrim dengan konsep yang sama yaitu menampilkan potensi musik dari komunitas lokal tersebut. Mulai dari level acara Agustus-an hingga acara yang memang spesifik untuk jenis musik tertentu.Bahkan dampaknya mulai tampak dikota-kota lainnya disekitar Jawa Barat. Nama-nama acara pun dibuat untuk menunjukan identitas kota asal. Misalnya Sukabumi Bergetar, Cianjur Rusuh dan lain-lain.

Bandung Berisik III

Bandung Berisik III
Gor Saparua, 7 April 2002

Era akhir 1990an dan awal 2000an pergelaran-pergelaran musik di Bandung semakin ramai, namun sayang tidak diiringi oleh pengembangan kualitas pertunjukan.Panggung secara kualitas tidak dijaga, baik dalam manajemen panggung, maupun kualitas tata suara yang terkesan disamaratakan, yang akibatnya, performa band-band secara umum di Bandung ikut turun.Kualitas pelayanan pada penonton yang hanya disuguhi penampilan band yang biasa saja, dekorasi panggung yang seadanya dan faktor kenyamanan dan keamanan yang tidak diperhatikan secara serius juga sangat tidak mendidik komunitas.Tipikal pergelaran musik juga masih mengutamakan kuantitas daripada kualitas band.Rata-rata acara menampilkan band diatas 15 band bahkan sampai 30 band hingga acara menjadi monoton dan membosankan.

Bandung Berisik II

Bandung Berisik II
GOR Saparua, 20 Juli 1997

Era 1996-1997 komunitas musik bawahtanah Bandung mengalami masa perkembangan yang pesat. Konsep kolektivisme dan do it yourself mulai banyak direalisasikan dalam berbagai bentuk aktivitas. Dari mulai membuat perusahaan rekaman berbasiskan indie label lengkap dengan konsep distribusi dan promosinya, pembuatan media informasi berupa zine hingga kepada penggarapan acara musik yang mengandalkan semangat kolektivisme.Industri musik besar pada saat itu sedang dilanda kejenuhan pasar.Pasca meledaknya grup Slank dengan album Generasi Biru-nya yang melahirkan komunitas Slanker, otomatis pada saat itu tidak ada lagi fenomena musik yang luar biasa.Media-media besar juga mulai kehabisan bahan berita hingga akhirnya komunitas musik bawahtanah dengan segala bentuk dinamika pergerakannya menjadi bahan eksploitasi berita. Hampir semua media terutama media cetak besar yang bertarget penjualan anak muda pada saat itu membahas fenomena pergerakan musik bawahtanah terutama yang terjadi di Kota Bandung.

Bandung Berisik Demo Tour

Bandung Berisik Demo Tour
Ujungberung, Lapangan Kaum Kidul, 23 September 1995

Tahun 1995 ketika Bandung Berisik pertama digelar, Ujungberung sedang dilanda gairah bermusik yang sagat hebat.Puluhan band dengan berbagai hasrat musik lahir di sini.Walau didominasi death metal, diam-diam band-band punk, hardcore, pop, bahkan hiphop muncul larut di Ujungberung. Keragaman hasrat musik ini terus menjadi semangat dalam mengembangkan komunitas, termasuk dalam penggarapan Homeless Crew, zine Revograms, dan tentu saja pergelaran Bandung Berisik.

Bandung Berisik

Salah satu festival musik metal bersejarah di tanah air, 'BANDUNG BERISIK'

Keberadaan Bandung Berisik dapat ditelusuri dari komitmen salah satu sayap pergerakan Ujungberung Rebels tahun 1995, Extreme Noise Grinding (ENG). Didirikan 31 Desember 1994, ENG berkomitmen membangun tiga hal dasar untuk kemajuan musik metal Ujungberung : kru, media, dan pergelaran musik sendiri. Kru yang dibentuk dinamakan Homeless Crew, terdiri dari seluruh musisi Ujungberung era pertengahan 1990an yang bersama-sama saling belajar memahami penataan suara dan organsasi panggung untuk mendukung band kawan-kawan mereka.

Friday, May 31, 2013

Arch Enemy


Arch Enemy adalah band Melodic Death Metal dari Swedia, Halmstad, awalnya adalah sebuah supergrup (band yang terdiri dari anggota yang sudah tenar di band mereka sebelumnya), yang di bentuk pada tahun 1996. Para anggota band ini berasal dari band-band seperti Carcass, Armageddon, Carnage, Mercyful Fate, Spiritual Beggars dan Eucharist. Band ini didirikan oleh gitaris Carcass Michael Amott bersama Johan Liiva, keduanya berasal dari band Death Metal yang berpangaruh, Carnage. Band ini telah merilis delapan album studio, sebuah album Live (Burning Japan Live 1999), dua DVD dan tiga EP. Vokalis band ini awalnya adalah Johan Liiva, namun di gantikan oleh Angela Gossow sebagai vokalis utama pada tahun 2000.

Tahun-tahun pertama dan Black Earth (1996-1997)

Arch Enemy merupakan gagasan dari Michael Amott (Carcass, Carnage dan Spiritual Beggars). Pada awalnya di rakit ketika Michael Amott meninggalkan Carcass. Christopher Amott (Armageddon) seorang gitaris dan juga adik kandung dari Michael Amott bergabung dengan band di sertai dengan vokalis Johan Liiva (ex-Carnage, Furbowl, Devourment) dan kemudian Drumer Sesi Daniel Erlandsson (Eucharist) dalam apa yang di sebut Michael Amott Sebagai “Suatu usaha untuk menggabungkan Melodi dengan agresi dan  teknik.”

Debut band ini berjudul “Black Earth” direkam di studio Fredman dan di rilis oleh Wrong Again Records (sekarang sudah tidak berfungsi) pada tahun 1996. Album ini mencapai sukses yang fair di Jepang, mencapai rotasi pemutaran di MTV dengan single pertama mereka “Bury Me An Angel“, begitu juga mendapat sukses yang cukup bagus di Swedia.Pada titik ini, Arch Enemy lebih seperti sebuah “proyek solo’ dari pada “sebuah band”. Michael Amott menulis sendiri semua lagu dalam album ini, dan bahkan bermain Bass. Bertolak belakang dengan catatan yang ada di dalam album, yang mengatakan bahwa vokalis Johan Liva-lah yang menyandang tugas sebagai pemain Bass. Amott kemudian mengungkapkan bahwa dia mempunyai kredit yang sudah ada daftarnya begitu caranya untuk membuat album ini kelihatan seperti usaha “band”. Banyak orang mengatakan bahwa ini adalah album band yang paling agresif, beberapa perlakuan sudah menjadi lebih lunak untuk beberapa derajat dalam rilis-rilis berikutnya, tapi tidak pernah di tinggalkan sepenuhnya.


Stigmata, Burning Bridges, dan Angela Gossow (1998-2000)

Setelah Black Earth di rilis, band ini pindah label, dan menanda tangani kontrak dengan Century Media. Pada tahun 1998 Arch Enemy merilis album Stigmata, dengan bassist Martin Bengtsson dan Drumer Peter Wildoer bergabung dengan mereka. Album ini mendapat perhatian audience yang lebih luas, menaikkan popularitas mereka di Eropa dan juga Amerika. Album ini juga menjadi album pertama Arch Enemy yang di rilis di seluruh dunia.

Pada tahun 1999, Sharlee D’Angelo menggeser posisi Bassist Arch Enemy dan Daniel Erlandsson di rekrut kembali sebagai drumer, kali ini pada posisi permanen. Burning Bridges di rilis, yang segera di ikuti oleh album live (Burning in Japan 1999), yang rencana nya hanya akan terbit secara terbatas di Jepang, namun kemudian di rilis keseluruh dunia karena banyak nya permintaan pasar. Selama tur Burning Bridges Sharlee D’Angelo dua kali di gantikan oleh player lain, yang pertama di gantikan oleh Dick Lövgren (Meshuggah, ex-Armageddon) dan kemudian yang kedua di gantikan oleh Roger Nilsson (ex-Spiritual Beggars, Firebird dan The Quill). Burning Bridges menandai perubahan pada inti musik mereka, sekarang lebih kepada pendekatan Melodic, walau mereka masih mempertahankan sound Melodic Metal yang sudah terdengar dari dua album sebelumnya.

Pada bulan November 2000 Johan Liiva di minta meninggalkan Band. Michael Amott menyatakan ia ingin dinamika lebih dari seorang Frontman, dan kinerja Liiva pada saat Live tidak sampai Part nya dengan anggota band yang lain. Liiva segara di gantikan oleh wartawan amatir dari Jerman yang juga seorang vokalis Death metal Angela Gossow, yang telah memberikan demo kaset kepada Christopher Amott yang selama wawancara di awal tahun itu. Gossow terbukti adalah seorang penyanyi yang berkompeten dan telah bersama Band semenjak itu.

Wages Of Sin dan Anthem Of Rebellion (2001-2004)

Album pertama dengan Gossow sebagai vokalis adalah Wages Of Sin yang di rilis pada tahun 2001. Ini juga menjadi album pertama mereka dengan menggunakan Tuning di nada C yang tetap mereka pertahankan sampai saat sekarang ini, kecuali untuk beberapa kasus. Pada bulan Desembar di tahun yang sama Arch Enemy mengambil bagian di konser “Japan Beast Fest 2002?, bermain bersama Slayer dan Motörhead.

kemudian pada tahun 2003 di rilis album “Anthems Of Rebellion” dan membawa beberapa penemuan baru dalam hal musik mereka, seperti memakai suara kedua untuk menambah harmony seperti yang dapat kita dengarkan di track End Of The Line dan Dehumanization. Pada bulan November di tahun berikutnya, band ini merilis EP berjudul Dead Eyes See No Future, yang memasukkan rekaman Live, serta dengan beberapa cover dari Manowar, Megadeth dan Carcass. Pada bulan Juni 2004, mereka melakukan tur di Jepang dengan band asal Jepang Edge Of Spirit.

Doomsday Machine (2005-2006)

Pada bulan Juni 2005, Arch Enemy selesai mengerjakan album ke Enam mereka yang di beri judul Doomsday machine. Pada bulan Juli 2005 gitaris Christopher Amott keluar dari band untuk berkonsentrasi pada kehidupan pribadinya. Untuk sementara dia di gantikan oleh gitaris Gus G. (Ozzy, Fire Wind) dan kemudian oleh Fredrik Ã…kesson pada bulan September 2005. Christopher kembali menjadi anggota tetap pada bulan Maret 2007, segera sebelum band masuk studio lagi dan memulai rekaman album baru mereka yang di produseri oleh Fredrik Nordström (yang telah memproduseri beberapa aksi seperti In Flames dan Soil Work). Ã…kesson menjadi gitaris utama di Opeth pada bulan Mei 2007. Sebuah album dari pekerjaan Arch Enemy sebelumnya “Black Earth” juga di rilis ulang pada tanggal 24 April 2007, dengan vokal Liiva.

Rise Of The Tyrant (2007-2008)

Album ke tujuh Arch Enemy di beri judul Rise Of The Tyrant di rilis pada tanggal 24 September 2007 di Eropa dan tanggal 25 September 2007 di Amerika serikat. Rise Of The Tyrant mencapai posisi 84 di chart Billboard pada debut awalnya. Ini melampaui pencapaian Dommsday Machine di entri chart, membuat album ini menjadi usaha band tertinggi dalam chart. Gossow mengatakan bahwa album baru mereka akan lebih mengandung emosi dan kurang double vocal.

Pada bulan Agustus 2007 Arch Enemy main di Bloodstock Open Air Festival bersama Sabbat dan In Flames. Mereka kemudian main di Black Crussade tur pada akhir tahun 2007 dengan Machine Head, Trivium, Dragonforce, dan Shadows Fall. Dengan ini, seperti yang di umumkam Michael Amott di situs resmi mereka, “Ini akan menjadi pertunjukan pertama mereka di Eropa setelah di rilisnya album baru kami”.

Pada tanggal 8 Maret 2008, Arch Enemy membuat film tentang show mereka di Tokyo, untuk DVD live Tyrants Of The Rising Sun. Arch Enemy juga menjadi Co-Headline untuk tur “Defenders Of The Faith” pada bulan April 2008 bersama Opeth, dimana Devil Driver dan 3 Inches Of Blood menjadi band pembuka buat mereka.  Kemudian mereka menjadi Headline untuk “Tyranny and Bloodshred” tur pada bulan Mei 2008 bersama Dark Tranquillity, Divine Hereasy, dan Firewind sebagai band pembuka.

The Root Of All Evil (2009-2010)

Di rilis pada tanggal 28 September 2009 di Eropa dan 30 September di Jepang, kemudian tanggal 6 Oktober di Amerika Serikat, The Root Of Evil berisi 12 lagu yang di rekam ulang sebelum Angela Gossow bergabung dengan Arch Enemy. pada pertengahan pertama tahun 2009, mereka tur keliling Eropa dan Amerika Selatan, dan kemudian main di acara tahunan “Dubai Dessert Rock Festival” bersama Opeth, Chimaira, dan Motörhead. mengikuti rilis The Root Of All Evil mereka mengadakan tur keliling Asia dan Australia, juga termasuk kunjungan pertama mereka ke Selandia baru. Tur ini di mulai di “Loud Park Festival” di Jepang pada tanggal 17 Oktober, memberikan suplemen kepada aksi lainnya seperti Megadeth, Judas Priest, Slayer, Anthrax, Rob Zombie dan Children Of Bodom. Mereka juga tur ke Korea selatan pada tanggal 25 Oktober, menjadi Headline di Melon AX Hall di Seoul.

September 2010 dengan Angela Gossow, Arch Enemy memasuki studio pada tanggal 1 Desember untuk mulai merekam album kesembilan mereka, Khaos Legions. Album ini dirilis pada tanggal 31 Mei 2011. Pada 12 Desember, band ini mengumumkan bahwa mereka akan syuting di Cologne untuk DVD live yang berjudul "World Khaos Tour".

Pada tanggal 3 Maret 2012 Christopher Amott keluar dari band. Ia digantikan oleh Nick Cordle dari Arsis.

Pada 3 Maret 2014 band ini mengungkapkan album kesepuluh mereka akan berjudul "War Eternal", yang dirilis pada Juni 2014.

Pada tanggal 17 Maret 2014, Gossow merilis sebuah pernyataan dan mengumumkan bahwa ia keluar dari Arch Enemy dan menyambut penggantinya, mantan vokalis band metal Kanada The Agonist, Alissa White-Gluz.

Jasad (Brutal Death Metal asal Bandung)

Jasad sekarang bukan hanya dikenal sebagai band pengusung brutal death metal garda depan. Jasad adalah ikon suksesnya sebuah akulturasi antara budaya barat dan lokal. Merekalah yang meretas konvensi menyelipkan unsur budaya Sunda di antara kebrutalan dan kebisingan metal. Tak heran bila Jasad dianggap bukan hanya tonggak penting scene Bandung Underground. Jasad juga jadi tiang pancang sebuah dekonstruksi kecenderungan di mana memakai atribut budaya lokal adalah juga sebuah kebanggaan.

Profile Biografi Band JASAD

Banyak literatur yang beredar di dunia maya menyebutkan Jasad didirikan tahun 2000. Namun, Jasad sebenarnya sudah ada sejak 1990. Formasi awal Jasad terdiri dari Yuli, Tito, dan Faried. Tahun 1992, mereka mengalami pergantian personel setelah Faried keluar. Dengan formasi kedua yang terdiri dari Yuli, Tito, Hendrik, dan Abut, mereka merilis dua singel yang direkam secara live, yakni Life ‘n Die dan Fuckin’ Education.

Line up Jasad kembali berubah pada 1994. Yayat, Yadi Behom, dan Dani masuk menggantikan Hendrik, Tito, dan Abut. Praktis hanya Yuli satu-satunya personel asli yang masih tersisa. Dengan line up Yadi Behom (vokal), Yayat (gitar), Yuli (bas), dan Dani (drum), Jasad mengeluarkan EP C’est La Vie yang dirilis Palapa Records. Mini album tersebut berisi tiga lagu yakni Belenggu, Riuh, dan Technological Principal. Lagu yang terakhir disebut tercantum dalam kompilasi paling bersejarah, Independent Rebels yang dirilis tahun 1997.

Jasad ditinggalkan Yadi Behom pada 1998. Setahun kemudian giliran Yayat yang cabut. Sebagai gantinya, Jasad menggamit Man dari Injected Sufferaged dan Ferly dari Forgotten. Dengan formasi Man (vokal), Ferly (gitar), Yuli (bas), Dani (drum), Jasad berkibar sebagai salah satu band death metal paling berpengaruh di tanah air.

Sempat merilis EP Ripping the Pregnant, mereka akhirnya melakukan pencapaian luar biasa saat mengeluarkan album bertajuk Witness Of Perfect Torture pada 2001. Album ini dirilis Rottrevore Records dan kemudian dirilis ulang Forever Underground.

Nama Jasad sendiri dicetuskan Yuli, sang basis. Yuli mengaku nama itu ia dapat ketika suatu saat melihat seseorang mengenakan baju bertuliskan Jasad. Nama itu kemudian ia jadikan band yang dibentuknya.

Line up Man, Ferly, Yuli, dan Papap, sanggup bertahan salama satu dekade. Memasuki tahun 2011, Jasad melakukan pergantian personel di posisi drum. Itu pun karena terpaksa setelah Papap mengalami kecelakaan yang cukup parah. Jasad kemudian menggelar audisi.

Dulu ketika Yuli memilih nama Jasad karena alasan ingin memberi kesan seram tapi tetap dalam bahasa Indonesia. Namun, sekarang mereka punya makna sendiri untuk nama band mereka. “Bagi saya Jasad bisa berarti jang sadayana atau jang sadunia,” seloroh Man.

Bahkan sejak 2008, Man mengartikan nama Jasad dengan akronim yang lebih edan yakni: Jarang Ada Satria Abadi di Sini’,” jelas Man

Apa pun, banyak parameter yang bisa dijadikan penanda bahwa Jasad sangat layak ditahbiskan sebagai band deathmetal paling berpengaruh untuk scene bawah tanah. Bukan hanya di Bandung, tapi juga tanah air.

BUKAN HANYA SUKSES MEMBANGUN SCENE, MEREKA JUGA SUKSES MEREKONSTRUKSI SUDUT PANDANG BARUDAK BANDUNG TERHADAP BUDAYA LELUHUR.

RASANYA akan basi jika membahas Jasad hanya dari kacamata musik mereka. Itu karena musik yang mereka mainkan sudah tak punya lagi celah untuk dikritisi. Waktu dan jam terbang telah mengantar Jasad pada level musikalitas di atas rata-rata sehingga apa pun yang mereka rilis sudah menjadi jaminan kualitas.


Members :

Jasad BDM 1990

  • Yuli
  • Tito Kelly
  • Faried

Jasad BDM 1992
  • Yuli
  • Tito Kelly
  • Hendrik
  • Abut

Jasad BDM 1994
  • Yuli
  • Yayat
  • Yadi Behom
  • Dani

Jasad BDM 1999
  • Yuli-bas
  • Dani-drum
  • Man-vokal
  • Ferly-gitar

Jasad BDM 2011
  • Man-vokal
  • Ferly-drum
  • Yuli-bas
  • Abaz-drum

Nile (sejarah)

Nile adalah band technical death metal asal Greenville, Carolina, dibentuk pada tahun 1993. Musik dan lirik mereka yang terinspirasi oleh Mesir Kuno, mistis, sejarah, agama, seni, serta cerita dari HP Lovecraft.

Dengan formasi awal Karl Sanders (gitar/vokal), Chief Spires (bass/vocals), and Pete Hammoura (drums) merekapun Memproklamirkan diri dengan trademark mereka 'thyphallic metal' lewat album EP bertitel 'Festivals of Atonement' pada tahun 1995. Dan Nile mulai tur dengan band-band besar metal seperti Obituary, Deicide & Broken Hope

Di tahun 1997, Visceral Productions yang bertanggung jawab atas di rilisnya album EP 'Ramses Bringer of War', serta album pertamanya 'Amongst the Catacombs of Nephren-Ka'. Namun ketika sebelum merilis album pertamanya, merekapun memutuskan untuk keluar daari Visceral Productions. Dan akhirnya di rilis di bawah naungan  Relapse Records pada tahun 1998. Relapse Records memberikan Nile distribusi yang lebih luas dan kesempatan untuk tur bersama Incantation & Morbid Angel

'Black Seeds of Vengeance' di rilis pada akhir tahun 2000.  Sebelum rilis album ini, Pete Hammoura meninggalkan band karena cedera saat tur untuk The Catacombs. Akhirnya Derek Roddy menggantikan Pete Hammoura untuk menjadi drummer sesi pada semua track, kecuali 'To Dream of Ur'. Sebelum rilis album ini Dallas Toler-Wade juga telah bergabung menjadi gitaris kedua/ vokal. Stelah beberapa bulan rilis, Chief Spires memutuskan untuk meninggalkan band karena perbedaan pendapat, yang kemudian digantikan oleh Jon Vesano. Pada saat yang sama, Nile juga menemukan sosok drummer baru yaitu, Tony Laureano
Pada tahun 2002 Nile merilis album yg bertitel 'Darkened Shrines'. Dua video masing-masing dibuatkan oleh Darren Doane, "Sarcophagus" & "Execration'.
'Annihilation of the Wicked' dirilis pada tahun 2005. sebelum rekaman dimulai, drummer baru George Kollias pun menggantikan Tony Laureano. Setelah selesai merekam 'Annihilation of the Wicked', Jon Vesano juga mengundurkan diri dari band dan untuk sementara digantikan oleh Joe Payne guna tur berikutnya. Darren Doane directed video was shot for "Sacrifice Unto Sebek".

Pada bulan Mei 2006, Nile menandatangani kontrak rekaman dengan Nuclear Blast. Pada 26 Februari 2007, Nile masuk studio dan mulai merekam album kelima mereka berjudul 'Ithyphallic', rilisan pertama mereka dengan Nuclear Blast. Setelah rilis album, dan terjual 4.600 kopi, yang memungkinkan Nile untuk mendapatkan ke Billboard 200 untuk pertama kalinya, Mencapai No 162 pada tabel itu.

Pada tanggal 21 Maret 2007, Nile telah dikonfirmasi sebagai "Second Stage" untuk Ozzfest 2007. Sebuah pesan dari Karl Sanders melalui halaman profil MySpace.  Pada bulan Maret/ April 2008, Nile melanjutkan tur AS bersama Suicide Silence, The Faceless, Unexpect, & Warbringer. Pada bulan September / Oktober 2008, Nile ditetapkan pada tur Eropa bersama Grave, Omnium Gatherum and Severe Torture. Pada bulan Oktober 2008, Nile berencana untuk mengambil tur album 'Ithyphallic' mereka ke Afrika Selatan, tapi dibatalkan karena alasan yang tidak diketahui.

Pada bulan Juni 2009, Nile memasuki studio rekaman untuk mulai mengerjakan album keenam yang berjudul 'Those Whom the Gods Detest'. Album ini dirilis pada bulan November tahun 2009. Album ini terjual 3.500 kopi dalam minggu pertama rilis di Amerika, memuncak pada Nomor 160 di Billboard 200.

Pada tanggal 21 Oktober 2010, Chris Lollis telah dikonfirmasi sebagai bassist permanen baru untuk Nile, setelah empat tahun bekerja sesi dengan band.

Pada tanggal 11 Oktober 2011, Goomba Music meriliskan 'Worship the Animal' yang merupakan versi baru demo album Nile, yang asli band line-up pada tahun 1994.

Pada tanggal 4 Februari 2012, Karl Sanders mengumumkan pada halaman Facebook-nya bahwa mereka punya bassis baru, Todd Ellis, yang juga akan memberikan kontribusi vokal untuk catatan baru Nile. ia menjelaskan pada forum resmi band bahwa ia telah kehilangan kontak dengan Chris Lollis selama penulisan dan rekaman album 'At the Gate of Sethu'. Album ini dirilis pada tanggal 29 Juni, 2012 di Eropa, dan pada 3 Juli 2012, di Amerika Utara melalui Nuclear Blast record. Pada 25 Mei 2012, track kedua 'The Fiends Who Come to Steal the Magick of the Deceased' memulai debutnya di Noisecreep.

Mayoritas musik Nile ditulis oleh vokalis/ gitaris Karl Sanders. Nile menggabungkan unsur tradisional dengan technical death metal. Musik Nile juga ditandai dengan kompleksitas ekstrim dan kecepatan bit-bit yang terkenal berat.
Sebagian besar isi lirik didasarkan pada Karl Sanders 'di Mesir Kuno dan budaya kuno Timur Tengah, seperti Mesopotamia.

Christopher Lee terbitkan album Metal

Jika musik metal dengan suaranya yang keras itu selalu identik dengan orang muda, maka aktor veteran asal Inggris, Christopher Lee, coba mementahkannya. Pada 27 Mei 2013, pemeran Saruman di trilogi film “Lord of the Rings” ini akan berusia 91 tahun. Untuk merayakannya, peraih gelar Commander of the Most Excellent Order of the British Empire (CBE) ini akan merilis album metal berjudul “Charlemagne: The Omens of Death” bersama gitaris Judas Priest, Richie Faulkner.

“Jika di album pertama lebih mengarah ke symphonic metal, album kedua ini terdengar lebih heavy metal. Saya memang tidak berteriak atau semacamnya, tapi ini benar-benar heavy metal,” tutur sang aktor kepada Ultimate Guitar, Kamis (23/5/2013). Album pertama Lee yang berjudul “Charlemagne: By the Sword and the Cross” (2010) dianugerahi penghargaan "Spirit of Metal" dari Majalah Metal Hammer di ajang Metal Hammer Golden Gods.


Source : beritagar.com

Joey Jordison (Slipknot), Bikin Band Baru

Joey Jordison mengatakan ia punya band baru. Mengajak beberapa musisi dan mengusung genre yang berbeda dari Slipknot, ia nggak mau band barunya disebut supergrup.

“Saya telah mengerjakan materi baru Slipknot sejak akhir tur ‘All Hope Is Gone’, tapi saya berakhir dengan begitu banyak hal sehingga harus mengambil langkah mundur dan berhenti mengerjakannya,” jelasnya. “Waktu itu tidak benar. Tapi saya punya sejumlah materi yang benar-benar mematikan dan berat dan punya arah yang berbeda. Saya mulai fokus pada post-punk dan industrial, mulai menambah suara gitar berat dan brutal ke dalamnya.”

Joey berkata band yang belum ia beberkan namanya ini membuatnya puas. “Saya butuh beberapa tahun untuk sampai ke titik ini, tapi saya bisa jujur mengatakan ini adalah pekerjaan yang paling puas yang pernah saya garap di studio. Saya tidak bisa menunggu untuk semua orang mendengar ini.”

Ia melanjutkan, “Saya melakukan sebagian besar rekaman sendiri di studio tapi sekarang saya punya Jed [Simon, Strapping Young Lad] dan Kris [Norris, Darkest Hour] untuk bermain gitar dalam segala hal.”

“Chris [Vrenna, NIN] memasukkan unsur keyboard dan synthesizer dan saya memiliki seorang pria pada vokal. Namanya Henry [Derek Bonner, Blood Promise] dia super berbakat dan seorang vokalis besar. Saya tidak ingin seseorang dari sebuah band terkenal bernyanyi dalam band ini, karena itu akan jadi supergrup dan itu bukanlah band ini,” tambahnya.

Cannibal Corpse dedikasikan Tur Mereka untuk Gitaris Slayer (Jeff Hanneman)

Band death metal asal AS yang baru saja menyambangi Indonesia, Cannibal Copse, telah mendedikasikan tur mereka bagi mendiang gitaris Slayer, Jeff Hanneman.

Dilansir Blabbermouth, Cannibal Corpse yang sedang melangsungkan tur dengan majalah metal Decibel tersebut memberikan penghormatan terhadap Hanneman yang meninggal pada 2 Mei lalu saat konser di Santa Ana, California.

Sang vokalis, George “Copsegrinder” Fisher, menyampaikan hal tersebut ditengah-tengah konser.

Cannibal Corpse memang cukup dekat dengan Slayer. Bassist Alex Webster menyebut Hanneman sebagai “Salah satu musisi dan penulis lagu terhebat di dunia metal.”

Gitaris Cannibal Corpse, Pat O’Brien, bahkan sempat mengisi posisi gitaris untuk menggantikan anggota sementara, Gary Holt, yang sedang tur dengan bandnya, Exodus.

Cannibal Corpse sendiri belum lama ini baru saja menyambangi Indonesia pada 28 April lalu di acara Hammersonic Festival 2013 yang digelar di Ancol dan mendapat sambutan yang antusias dari penonton.

Thursday, May 30, 2013

Roxx bakal tampil di Java Rockin’Land 2013

Punggawa musik cadas tanah air, Roxx, tak akan meninggalkan 'agama'-nya saat nanti menjadi salah satu pengisi di festival rock terbesar di tanah air, Java Rockin' and 2013.

Trison (vokal), Jaya (gitar), Iwan (gitar), Deddy Crow (gitar), Tonny (bas), dan Raiden (drum) akan menyuguhkan musikalitas khas mereka tanpa dibumbui sound-sound modern.

"Kami akan membawakan hits-hits dari album-album kami. Tapi dalam kapasitas sound yang Roxx punya, bukan lagi yang sok modern. Soalnya, ternyata fans Roxx nggak terima itu," tutur Trison di Airman Planet, Hotel Sultan, Jakarta Pusat (29/5).

Sekitar 7 lagu siap digelontorkan Roxx dalam tampilan 45 menitnya nanti. Dan tembang Rock Bergema akan tetap menjadi jurus sakti mereka menyedot penonton.

"Yang pasti dalam 45 menit itu perkiraan gue cuma tujuh lagu. Yang pasti Rock Bergema akan kami bawain, karena lagu itu merupakan anthem musik rock. Kata media yang punya nama di negara ini, mereka menempatkan Rock Bergema sebagai anthem-nya musik rock Indonesia, makanya di setiap penampilan kami selalu menyertakannya," tutur Trison.

Vokalis Roxx ini kemudian melanjutkan, "Kami akan memberikan yang terbaik untuk penggemar Roxx. Yang sudah pasti setting-an baru akan keluar di Java Rockin' Land 2013," tandasnya.

Kapanlagi.com

Java Rockin’Land 2013

Java Rockin’Land 2013 (22 – 23 Juni 2013) Carnaval Beach Ancol, Jakarta

Semenjak Java Rockin’ Land (JRL) 2012 resmi dibatalkan. Selanjutnya, pihak promotor Java Festival 
Production lebih fokus menata  JRL yang berlangsung 2013 mendatang dengan konsep yang lebih baik, yang lebih maksimal lagi dengan line up yang memenuhi harapan pencinta rock tanah air.

Pernyataan resmi promotor melalui rilis resminya juga mengatakan pihaknya membatalkan acara karena tidak mau mengecewakan penggemar dengan menghadirkan kualitas seadanya.

”Sebagai festival internasional yang menjadi kebanggaan nasional, tidak mungkin kami mempersembahkan festival tersebut sepi pengunjung, apalagi dengan kualitas yang seadanya. JFP juga telah membicarakan keputusan ini dengan para sponsor, yang dengan sepenuhnya mendukung keputusan pembatalan penyelenggaraan Java Rockin’land 2012,” kata promotor dalam rilisnya.

Festival musik rock tahunan itu sudah dimulai di Jakarta sejak 2009 lalu. Selain menghadirkan musisi rock mancanegara maupun dalam negeri, festival ini juga disertai musisi dari genre musik lainnya seperti metal, heavy metal, dan sweet rock. Musisi terkemuka yang pernah hadir di festival ini adalah Stereophonics, The Smashing Pumpkins, Wolfmother, The Vines, 30 Seconds to Mars, Mew ,The Cranberries, Helloween, Neon Trees, Mr. Big, Vertical Horizon, Dashboard Confessional, Good Charlotte, Third Eye Blind, Frente, dan Arkarna.

We’re gonna Rock you harder than ever! Do not miss out…



http://www.infoevent.co.id/

Joe Satriani Kagumi Eddie Van Halen


Gitaris yang mejadi panutan banyak gitaris – gitaris di dunia ternyata juga mempunyai gitaris yang di idolakannya sejak awal Joe memulai karirnya sebagai gitaris sampai sekarang. Joe Satriani yang di kenal sebagai orang yang berhasil melahirkan banyak gitaris kelas dunia ini ternyata sangat hormat dan kagu pada permainan gitaris Van Halen, Eddie Van Halen. Walaupun album Joe Satriani yang berjudul “Surfing With The Alien [1987]” sukses di pasaran dunia dan bahkan di jadikan standarisasi oleh gitaris – gitaris dunia untuk menjadi acuan bagaimana lagu berformat instrumental gitar di buat, Joe tetap menganggap Eddie Van Halen lah yang berhasil membangkitkan animo para gitaris di seluruh dunia untuk mulai menyukai da mengarang lagu berformat instrumental gitar.

Joe Satriani yang belakangan di sibukan dengan penggarapan abum baru group nya “Chicken Foot” bersama Sammi Hagar, Chad Smith dan Michael Antony" dan juga album solo terbarunya yang berjudul “Momentum Unstoppable” ini menilai kecerdasan Eddie dalam membuat komposisi lagu dan penampilan panggungnya yang selalu menarik untuk di ikuti membuat komposisi lagu sesulit apapun yang dia bawakan di panggung menjadi sangat enak untuk di lihat dan di dengar. Menurut Joe, Eddie telah melakukan revolusi awal untuk perkembanga alat musik gitar di dalam industri musik dunia dan Joe sangat menghormati dan menghargai perjuangan Eddie tersebut. Joe Satriani adalah musisi kelahiran Westbury, New York, Amerika Serikat pada 15 Juli 1956, Joe adalah juga seorang gitaris dan guru gitar yang memiliki banyak murid yang menjadi terkenal seperti : Steve Vai, Larry LaLonde, Kirk Hammett, Andy Timmons, Charlie Hunter, Kevin Cadogan, Alex Skolnick. Joe Satriani telah menjadi sumber inspirasi para musisi dunia sepanjang kariernya

Jika dibutuhkan, Zakk Wylde akan perkuat Pantera

Akhir - akhir ini beredar gossip / rumor di kalangan musisi rock AS bahwa Zakk Wylde akan bergabung dengan group cadas Pantera menggantikan gitaris Pantera "Dimebag Darrell” yang telah meninggal dalam beberpa rencana tour maupun reuni kembali Pantera masa mendatang. Zakk yang mendengar berita – berita rumor tersebut mengkonfirmasi bahwa berita itu tidak benar, namun Zakk tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya hal itu, menurut Zakk kalau ada yang punya ide untuk memprakasai rencana itu dia akan menyambut baik ide tersebut. Zakk menginformasikan lewat media Phoenix New Times bahwa apabila anggota Pantera lainnya seperti Vinnie Paul Abbott, Rex Brown dan Phil Anselmo dan lainnya ingin dia bermain bersama Pantera untuk menghormati almarhum Dimebag Darrel, tentu saja Zakk akan dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

Zakk Wylde lahir Di Bayonne, New Jersey AS dengan nama Jeffrey Phillip Wielandt, 14 Januari 1967), Zakk adalah musisi, Gitaris, penulis lagu dan aktor yang di kenal sebagai gitaris untuk Ozzy Osbourne Band. Zakk yang juga merupakan pendiri group band rock “Black Label Society” ini mulai bermain gitar pada usia 8 tahun dan dibesarkan di Jackson, New Jersey. Zakk sangat mengidolakan banyak gitaris seperti Eddie Van Halen, Randy Rhoads, Jimmy Page, Tony Iommi dan juga Dimebag Darrel. Zakk memiliki empat anak yaitu : Hayley Rae, Hendrix, Sabat, dan Jesse. Secara tekhnik dan penampilan, Zakk memang kandidat yang paling pantas untuk menggantikan sosok Dimebag Darrel di Pantera saat ini, permainan gitar Zakk sangat ganas dan keras demikian pula penampilannya di atas pentas, itulah yang membuat Ozzy Ousborne sangat kepincut dengan Zakk. Kita tunggu saja perkembangannya ya.

Dunia Musik Metal Berduka, Setelah Kepergian Jeff Hanneman (Slayer)

Kepergian Jeff Hanneman, Gitaris sekaligus pendiri group thrash metal, Slayer membuat berkabung seluruh pecinta musik thrash metal di dunia. Jeff meninggal karena penyakit Liver / gagal hati yang sudah akut dan tidak tertolong lagi, Jeff meninggal di usia 49 pada tanggal 2 Mei 2013 Pukul 11 pagi beberapa hari lalu di California Selatan. Jeff Hannaman yang lahir dengan nama lengkap Jeffrey John Hanneman pada 31 Januari 1964 adalah seorang gitaris yang sangat di hormati sesama musisi metal. Jeff Hanneman memberikan banyak kontribusi pada lirik dan musik untuk setiap album Slayer, lagu – lagu Slayer yang di tulis oleh Jeff antara lain : " Raining Blood "," War Ensemble "," South of Heaven "," Seasons in the Abyss "dan" Angel Of Death ", yang dimainkan di hampir setiap Slayer mengadakan pertunjukan / Konser. Jeff Hanneman mempunyai gitar signature sendiri yang di produksi oleh ESP yaitu ESP Jeff Hanneman Model Signature .

Di kalangan musisi rock dan metal AS, berita kepergiaan Jeff hanneman meninggalkan duka yang sangat dalam, beberapa musisi rock dan metal mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Jeff Hanneman. Baik teman – teman musisi maupun masyarakat penggemar Slayer dan penggemar trash metal langsung menunjukan kesedihan yang mendalam dengan menulis perasaan mereka di media sosial sepereti facebook dan twitter. Nama Jeff Hanneman memang sudah identik dengan berdiri dan eksisnya musik trash metal di dunia.

Berikut adalah beberapa reaksi para musisi dunia menanggapi kematian mendadak Jeff Hanneman melalui Facebook dan Twitter:

- SLASH : Kematian Jeff adalah berita Tragis & mengejutkan, dan hari kematian Jeff perlu di kenang sebagai hari berduka buat seluruh kalangan musik metal dunia.
- Zakk Wylde : Semoga Kamu berisitirahat dengan tenang kawan.
- Metallica : Rest In Peace Jeff Hanneman
- Dave Lombardo : Saya sangat sedih terkejut dan tak mampu berkata-kata. Sulit bagi saya untuk melukiskan perasaan saya saat ini.
- Guns N Roses : Turut Berbelasungkawa kepada seluruh ? keluarga Slayer, Rest In Peace Jeff hanneman.
- Pete Wentz : Istirahatlah dalam damai Jeff Hanneman. Decade Agression adalah CD pertama yang pernah saya beli dengan uang saya sendiri. Sedih sekali hari ini.
- Geezer Butler : sedih mendengar jeff Hanneman telah pergi.
- Dave Mustaine : Kami mengirimkan belasungkawa dan simpati terdalam kepada keluarga, teman dan penggemar Jeff Hanneman. Salam duka untuk saudara-saudaranya di Slayer. Malam ini telah pergi satu bintang Jeff Hanneman 1964 - 2013.
- Machine Head : RIP Jeff Hanneman. Salah satu penulis lagu terbaik dalam dunia musik metal.
- Nikki Sixx : Turut Berduka mendengar berita sedih tentang Jeff Hanneman dari Slayer. Belasungkawa kepada keluarganya, band dan semua teman – teman Slayer plus seluruh penggemar Jeff.
- Death Angel : R.I.P. Jeff Hanneman. Cinta & hormati kami kepada keluarga Slayer.
- David Ellefson: belasungkawa saya kepada Slayer, Jeff Hanneman dan keluarga.
- Rancid : Selamat jalan Teman yang selalu akan kami rindukan. RIP Jeff Hanneman.
- Alex Skolnick : Berita yang sangat sedih, namun Jeff Hanneman akan selalu di ingat.

[Fransiscus Eko] http://berisiknews.com/