Friday, March 13, 2015

Jehovah The Satyr | Melodic Death Metal Sukabumi

Jehovah The Satyr salah satu Melodic Death Metal Sukabumi. Ditemukan saat kelas pagi hari di sekolah menengah pertama, pada saat usia belasan dan masih gencarnya mimpi basah. Sebuah obrolan ringansekelompok remaja tanggung memperkuat niat mengikuti pentas seni sekolah kala itu. Dimulailah cerita itu, yang mana cikal bakal sebuah kelompok musik Blossom Flower Die. Begitulah nama awal sebelum kami terus mendewasakan diri, entah itu dengan film dewasa ataupun dengan masalah cinta. Sebagian kawan-kawan yang kenal, seringkali menyunat nama Blossom Flower Die menjadi BFD. Pertama masuk studio, BFD memainkan musik-musik band yang ada di playlist hape dan PC masing-masing personil. Gagasan untuk pentas seni selanjutnya membawa BFD ke tingkat yang lebih serius lagi. Hobi memanglah hobi, akan tetapi keseriusan telah menjadi-jadi. Maka, terbentuklah kenekatan membesarkan band yang telah membuat hidup jadi jauh lebih keren dibanding cuma nongkrong di kantin sekolah. Singkat kata, kelompok remaja ini ketagihan main band.

Di masa awal, BFD mengusung Post-Hardcore. Ketika itu, di Sukabumi, tempat personilnya lahir dan menggagas band, musik Post-Hardcore jarang bergaung. Apalagi saat itu kebanyakan orang masih sinis dengan musik emosional ini. Begitupun dengan personil BFD yang hobi menentang mainstream. BFD meminang lima orang personil; Ridwan sebagai pencanang ritmis, Blenk sebagai pendawai satu, Fikri sebagai pendawai dua, Eja sebagai pendentum bass, Agi sebagai penyanyi geram.

Setelah mantap menjajalkan diri di kerumunan moshing, tepatnya setelah beberapa tahun berselang, BFD berevolusi menjadi pengusung Deathcore. Alasan terkuat berpindah ke genre ini adalah musik Post-Hardcore telah banyak dimainkan di kota BFD berada, dan Deathcore masih jarang saat itu. Seluruh personilnya secara tiba-tiba mengajak teman semasa SMP-nya dulu, Eka sebagai tukang teriak. Kehadirannya mampu melengkapi BFD.

Jehovah The Satyr Logo

Demo pertamanya berjudul “Arrogant Circus”direkam di penghujung tahun, ketika BFD duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Akhir. Sebuah lagu dari sekian banyak lagu yang berhasil diselamatkan. Modal satu demo ini digunakan sebagai pengenalan kepada khalayak dunia nyata ataupun maya. Bahkan, lagu ini telah memaksa didengarkan di radio selama sebelas minggu berturut-turut di radio lokal. Cipta nekatnya mengantarkan BFD ke berbagai event dan gigs, maupun juga tawaran menggiurkan yang sebagian besar BFD tolak menyangkut alasan yang rumit. Dan seiring dengan berakhirnya masa sekolah, BFD pun vakum menahun.

Kesibukan melanda masing-masing personil BFD dan rentan miskontak. Di satu sesi, semua anggota pernah berhasil dikumpulkan dengan maksud reuni. Tapi anehnya, tak pernah satu pun membicarakan band lagi. Maklum, satu tahun setengah sejak pernyataan vakum telah mengubah diri masing-masing. Berbeda dengan Ridwan yang masih menyimpan antusias dan dedikasi terhadap band. Akhirnya Ridwan pun memberanikan diri mengajak seluruh personil untuk mulai lagi. Dalam keadaan canggung, Eja, Agi, dan Eka lebih memilih mensupport sepenuhnya tanpa terikat dalam kelompok lagi. Artinya tinggal Ridwan, Blenk, dan Fikri yang akan melanjutkan kisah bermusik ini.

Dikarenakan tinggal tiga orang yang tersisa, bergantilah nama tersebut menjadi Jehovah The Satyr. Nama Jehovah The Satyr hanya terjadi begitu saja saat personilnya senang berkata absurd. Jehovah The Satyr memiliki makna sindiran untuk mereka yang menyelewengkan kepercayaan. Tetapi, bagaimanapun, suatu saat nanti akan ada orang yang mampu memaknai nama Jehovah The Satyr lebih tepat. Meskipun personilnya tak yakin akan ada orang yang mau membuang waktunya hanya untuk memaknai nama itu.

Awalnya, nama Jehovah The Satyr digunakan untuk band Deathmetal sampingan tiga personil BFD: Ridwan, Blenk, Fikri, ditambah seorang vokalis rumahan yang usianya jauh lebih muda dari tiga lainnya. Namun, embel-embel sampingan terbukti dikesampingkan, dan pada akhirnya, ketika tiga personil BFD ingin memulai lagi, nama Jehovah The Satyr-lah yang digunakan. Pergantian nama diwujudkan demi penghormatan kepada sisa personil BFD (Eja, Eka, Agi) yang sekarang mempunyai kehidupan baru.

Boleh dibilang, Jehovah The Satyr adalah mitra dendang yang mengusung nada ketidakwajaran. Musiknya sulit dipahami namun mudah dinikmati. Secara tabiat dan harfiah, Jehovah The Satyr memainkan musik Melodic Deathmetal. Namun persepsi setiap pendengar tak melulu sama. Jadi, Melodic Deathmetal hanyalah formalitas, dan yang sebenarnya Jehovah The Satyr mainkan adalah musik yang terlalu lembek dari Deathmetal, dan terlalu cepat untuk metal. Silakan asumsikan sesuai selera masing-masing.

Untuk posisi frontmant, ketiga personil ini mempercayakan kepadaNendi sang biduan yang mampu menyambi semua jenis geram-teriak. Nendi adalah seorang solois Deathcore yang dikenalkan oleh pemilik studio rekaman, sewaktu Jehovah The Satyr merekam lagu Protagonist, sebuah lagu yang direkam sewaktu bulan puasa. Berhubung saat itu sedang demam religius, maka seluruh konsep lagu Jehovah The Satyr mengangkat tema—agak menyerempet religi—keburukan manusia. Pada akhirnya, demo Protagonist ini telah menandakan kelompok musik sialan ini masih hidup. Sekaligus penanda salam kepada mereka yang masih mau mengakuinya.

Jehovah The Satyr Album "Demo" 2015

• Caliph adalah sebuah mula yang mengisahkan manusia. Bahwasannya semua manusia dapat kesempatan menjadi khalifah di bumi. Namun tak semua manusia berarah sama. Maka, singkatnya, lagu ini menjadi tanda bahwa konsep selanjutnya adalah tentang sifat manusia.

• Eeriemonger sebagai nomor kencang yang langsung ambil kendali bagai massa yang langsung menghakimi. Tipikal musiknya arogan, disesuaikan dengan liriknya yang menjelaskan soal kengerian yang diciptakan manusia. Dalam liriknya, dijelaskan bahwa pada dasarnya manusia senang mengunduh dosa, sehingga pada akhirnya mereka sendirilah yang menjadi daftar tungku di akhirat.

• Protagonist menjadi tembang pereda dalam demo Jehovah The Satyr. Terbukti dari tempo yang low dengan ketukan semi-triplet. Tembang ini menjadi satu-satunya tembang Jehovah The Satyr yang konten geram-teriak tak seserak lagu lainnya karena disesuaikan dengan emosional musiknya. Dalam liriknya, Protagonist menjabarkan bahwasannya manusia dilahirkan sebagai tabiat baik. Namun karena kelemahannya, perangai manusia bisa menjadi buruk.

• Neglected menjadi penutup yang justru menuangkan kejelasan dalam konsep Jehovah The Satyr. Tensi musiknya kembali kencang setelah Protagonist berakhir. Sesuai dengan genrenya, di lagu ini Jehovah The Satyr telah menaruh nada melodis sejak intro. Mungkin agak sedikit berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya karena Jehovah The Satyr tahu bagaimana mengakhiri demo ini. Liriknya pun melengkapi lirik-lirik sebelumnya. Renungan soal sifat manusia yang sering melalaikan satu hal, bahkan hal yang sangat penting sekali pun. Secara keseluruhan, musik dan liriknya menyatu, menjadi sebuah nomor yang sendu.

Visit:
Jehovah The Satyr on Facebook
Jehovah The Satyr on Twitter
Jehovah The Satyr on Soundcloud
Jehovah The Satyr on Reverbnation
Jehovah The Satyr Call : 081221032629
Jehovah The Satyr E-Mail : jehovahthesatyr@gmail.com