Puncak peringatan (resepsi) Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Timur yang akan digelar oleh PWI Jatim di Hotel Shangrila pada 19 Maret 2014 malam, diantaranya akan diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah orang dan pihak yang dinilai memiliki jasa, peran dan pengaruh dalam perjalanan hidupnya dan sering menjadi bahan permberitaan di media massa.
Salah satu tokoh yang akan mendapatkan PWI Jatim Award 2014 itu adalah Log Zhelebour, yang dinilai sebagai sosok pendorong moncernya musik rock di Indonesia. Adik kandung dari Jinggo ini menjadi kebanggan Jatim di pentas musik rock tanah air pada masanya – hingga 2013 lalu masih menghibur warga musik rock tanah air dengan mendatangkan grup band legendaris Skid Row di beberapa kota besar, termasuk di Surabaya.
Rock dan Log Zhelebour ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Meski usianya sudah mencapai setengah abad, arek Surabaya ini tetap saja berjiwa muda. Jiwa Log sudah bersenyawa dengan musik cadas yang menggelegar.
Pria kelahiran, Surabaya, 16 Maret 1959 ini adalah seorang produser musik rock. Berbagai 'produk rock' dihasilkan di bawah bendera Log Zhelebour Production, dari Logiss Record (perusahaan rekaman yang didirikan Log bersama Iwan Sutadi Sidartha (ISS) dari Indo Semar Sakti dan Billboard Records), sampai bisnis di sekitar pagelaran musik rock, seperti Log Sound, Log Artist Management, Log Stage, Log Lighting, dan Log Show Promotor. Penyanyi dan grup band yang pernah ditangani oleh Log antara lain Ita Purnamasari, Mel Shandy, Lady Avisha, Nicky Astria, El Palmas, Kaisar, Power Metal, Gank Pegangsaan, Boomerang, dan Jamrud.
Log mulai bersentuhan dengan musik rock sejak duduk di bangku SMP Pirngadi Surabaya. Setelah lulus dari SMA St. Louis Surabaya, tahun 1977, Log memulai kariernya sebagai promotor pergelaran musik rock, didahului dengan berbagai kegiatan musik disko. Log mendirikan Log Zhelebour Production. Karier promotornya mulai menanjak setelah pada tahun 1979 Log menggelar konser grup band kecil hingga menampilkan grup rock papan atas ketika itu seperti SAS asal Surabaya dengan Super Kid dari Bandung dalam pertunjukan diberinya judul Rock Power. Setelah itu berlanjut dengan penyanyi rock wanita Euis Darliah, Sylvia Saartje, Farid Harja & Bani Adam, Ucok AKA, Gito Rollies, Micky Jaguar, serta grup God Bless, Rollies, Cockpit, Giant Step dan lain lain.
Log juga yang pertama menggelar festival musik rock di Indonesia. Log berharap agar ajang tersebut menjadi pemicu bagi tumbuhnya kepercayaan diri musisi rock tanah air untuk membawakan karya mereka sendiri. Log perlu waktu lima tahun untuk meyakinkan Djarum agar bersedia menjadi penyandang dana sebuah festival musik rock yang dicita-citakannya, Djarum Super Rock Festival. Hingga kini festival musik rock telah digelar 11 kali sejak tahun 1984. Delapan di antaranya didanai oleh Djarum sehingga dikenal sebagai Djarum Super Rock Festival (1984, 1985, 1986, 1987, 1989, 1993, 2001, 2004) dan sekali oleh stasiun televisi Indosiar (1996) serta dua kali oleh Gudang Garam (1991, 2007).
Sewaktu suasana politik di Indonesia gonjang-ganjing dan terjadi krisis moneter pada tahun 1997 – 2000, festival rocknya sempat terhenti. Namun Log membuktikan eksistensinya dengan rekaman God Bless, Boomerang dan Jamrud. Pada saat itulah eksistensi Jamrud sebagai grup rock nomor satu dikukuhkan melalui rekaman-rekamannya yang berhasil mengatasi produk serupa lainnya. Album-album Jamrud seperti Nekad (1996) yang terjual 150.000 kaset dan CD, Putri (1997, 300.000 kaset/CD),Terima Kasih (1999, 800.000 kaset dan CD) dan " Ningrat " (2000, terjual 2.000.000 kaset dan CD ) sehingga meraih penghargaan 5 kategori AMI Award 2001 bahkan membawa mereka bersama Log tentunya melakukan tour tunggal di 120 kota yang di sponsori Djarum, diundang tampil di Jepang dan Korea serta melakukan rekaman di Australia dan melahirkan Album " Sydney 090102 " 2002, terjual 1.000.000 kaset/CD. Merasa belum cukup, Log menerbitkan tabloid Rock. Tapi sayang usahanya di media cetak ini tidak seberhasil bisnisnya di panggung dan rekaman.
Tak hanya grup lokal saja, Log juga melebarkan sayapnya dengan membuat pergelaran grup rock mancanegara seperti Sepultura tahun 1992 di Surabaya, Mr BIG tahun 1996 dan grup White Lion tahun 2003 tour lima kota, Helloween tahun 2004 tour dua kota dan yang terakhir Skid Row tahun 2008 di lima kota. Tahun 2012, Log bangkit dari kevakumannya seiring dengan kembalinya Krisyanto ke Jamrud, Log menggandeng WIN Mild sebagai Sponsor Tunggal album JAMRUD Energi+ dari Bumi & Langit dan menggelar tur konser Win Mild Rock Rally di 11 kota.
Tahun 2013, Log kembali merilis album " Saatnya Menang - Jamrud " yang albumnya masih disponsori oleh WIN Mild dan menggelar konser peluncuran album Saatnya Menang di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran – Jakarta. Menjelang akhir 2013 lalu, Log Zhelebour kembali menghentak dengan mendatangkan supergrup Skid Row untuk melakukan konser di berbagai kota di Indonesia. Dan bersama Jamrud, Skid Row pun menghentak Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Malang, dan tentu saja Surabaya.
Pada 2014 ini, Log mencoba menyatukan kenangan bagi musisi dan pencinta musik rock di Kota Surabaya melalui pembukaan Cafe Music bernama Log Music Gallery di Vila Bukit Mas – Mayjen Sungkono. Peresmiannya dilakukan Minggu malam (16/3) yang akan dihadiri oleh sejumlah tokoh Surabaya, tokoh musik, seni, politisi dan sejumlah pengusaha pencinta musik rock.
Konsistennya Log Zhelebour di jalur musik Rock inilah (yang tidak terasa sudah berlangsung lebih dari 30 tahun) membuat PWI Jatim tidak ragu untuk memberinya penghargaan PWI Jatim AWARD 2014 untuk kategori Lifetime Achievement Award.
Source : http://whatindonews.com/
0 komentar:
Post a Comment