Kehilangan sang vokalis yang sangat karismatik dan fenomenal
almarhum Ivan Firmansyah (Ivan Scumbag) ternyata Burgerkill tak sedikitpun kehilangan
daya upayanya, Burgerkill tidak pernah kehilangan kekuatan untuk tetap berkarya
di belantika musik cadas. Mereka tetap memegang teguh apa yang mereka ingin
capai, segala ambisi, optimisme dari setiap perjalanan mereka untuk tetap maju
dan memberondong dunia dengan karya-karya besar mereka.
Burgerkill
Tentu saja, di tengah-tengah kebimbangan dalam perjalanan
panjang Burgerkill setelah kehilangan sang frontman (Ivan Scumbag), akhirnya
mereka mendapatkan amunisi baru. Yes! Vicky, sosok vokalis yang sangat luar
biasa, energik, karismatik dan sanggup menemani Burgerkill untuk meneruskan
perjalanannya. Vicky sekarang menjadi tombak, menjadi amunisi dan menjadi
kekuatan baru buat band Asal Ujung Berung ini. Vicky menjadi penerus Ivan
Scumbag dan rupanya ia menjalankan tugasnya dengan mantap.
Cover album 'Venomous'
(tapi dibawahnya gue edit sedikit, cuma dikasih tulisan 'Burgerkill' doang kok ..)
Kini musik-musik Burgerkill lebih kreatif dan sangat
variatif. Ketukan-ketukan yang ganjil, riff-riff gitar yang berat dan padat,
blastbeats, drummer handal penuh dengan kecepatan double pedalnya yang sangat
luar biasa, tempo yang naik-turun serta groovenya yang sangat nyaman ditelinga.
'Venomous' ini adalah album pertama mereka di bawah label Rekam xenophobia dan
Musik Firestarter sebagai distributor. Menurut Ebenz, album memiliki perbedaan
yang signifikan dari album terakhir mereka, tidak hanya musik, tetapi juga lirik. Gaya musik Burgerkill
selalu berubah dari satu album ke yang berikutnya, namun dengan lirik di album
masa lalu tetap tersegmentasi dalam tema tertentu atau topik. Lagu-lagu mereka
dalam album ini penuh dengan kegundahan para personil Burgerkill akibat realita
kehidupan di Tanah Air, penuh pesan, pesan optimisme, pesan dari setiap
pemikiran positif mereka terkait kehidupan. Album ini sangat membangkitkan
adrenalin dan semua lirik ditulis dengan bahasa Inggris.
Ini penampakan CD 'Venomous' milik saya hehehe
Materi album ‘Venomous’ ini terungkap sekitar akhir
2009, untuk Samack dari Jakartabeat, Eben mengatakan bahwa album baru mereka
tidak terlalu jauh berbeda dari satu masa lalu mereka 'Beyond Coma and
Despair'. Ebenz dan anggota Burgerkill lainnya merasa bahwa materi album
baru memiliki kemajuan baru dalam setiap baris musik. Dari kalangan Eropa
seperti Gojira, Hacride, Meshuggah, and Lyzanxia adalah pengaruh utama mereka
untuk menciptakan gaya
dan bit berat. Dan band Amerika Utara seperti Megadeth, Slayer, Monstrosity,
Cannibal Corpse, Pantera dan Anthrax masih menjadi inspirasi utama dalam
bekerja pada emosi lagu dan strukturnya. Dalam sesi vokal, band ini sebagian
besar mengacu pada Devin Townsend, Mark Hunter, Björn Speed, dll. Vokalis band
baru, Vicky, menurut Ebenz memiliki distorsi vokal yang kuat. Hanya beberapa
minggu setelah 'Allegiance 2 Metal' tur di seluruh Pulau Jawa
bersama dengan band death metal teknis, Psycroptic. Album 'Venomous'
dirilis di Indonesia sekitar bulan Juni 2011, Malaysia sekitar Juli 2011 dan
Australia sekitar Agustus 2011.
Track by track 'Venomous' (2011)
Bersiaplah, karna album 'Venomous' ini akan menghajar para
metalhead habis-habisan dengan riff-riff gitar, bass dan pukulan-pukulan drum
yang sadis. Gempuran riff-riff gitar yang rumit, drummer ekstra cepat dengan
standart berkualitas mendunia.
Album 'Venomous' ini dibuka dan diawali dengan track instrumentasi musik saja.
'Into the Tunnel' (1:14) sebuah intro dari sebuah effect sound yang terasa
misterius, seakan-akan membawa dan menyeret kita untuk memasuki sebuah arena
yang sangat berbisa.
Menuju track ke-dua yakni 'Age of Versus' (5:34). Akibat ulah
sang drummer, track ini sangat energik sekali, hyperblastblastblastblast,
tembakan pedal tanpa henti dan meledak-ledak. Kombinasi musik yang sangat
nikmat buat di putar sebelum kalian bobo.
Selanjutnya track ke-tiga 'Under the Scars' (5:17). Rupanya
Burgerkill nggak memberi kesempatan untuk kalian berhenti headbang. Tentu saja,
dengan intro musik yang diawali dengan gitar, disusul dengan drum, musik yang
cepatpatpatpat dan sangat emosional. Di bagian reff temponya ternyata agak
menurun dan lumayan agak bisa untuk dinyanyikan, diiringi sayatan-sayatan riff
manis dari duo gitaris Burgerkill. Ketukan ganjil mewarnai musik pada track ini
dan memperindah sebuah komposisi besar dari musik pada track ini.
Burgerkill - 'Under the Scars' (Official Video)
Track ke-empat 'Through the Sine' (4:26). Lagu yang bertempo
sedang tapi tetep energik. Kekejaman eksplorasi musik dari duo gitaris
Burgerkill ini lagi-lagi ditunjukan. Kegundahan dan amarah, seperti memilih
kondisi hidup atau mati yang sepenuhnya itu merupakan kondisi yang nyata dalam
keadaan di Tanah Air kita.
Burgerkill - 'Through the Shine' (Official Video)
Lanjut track ke-lima 'House of Greed' (6:57). Perlu digaris bawahi karena ini adalah
salah satu track terfavorit gue hehehe. Udah pasti bagusgusgusgus. Lagu ini
sangat misterius dengan intro yang terasa gelap dan menimbulkan ketakutan
hehehehe. Dimulai dari gitar, pelan .. pelan .. pelan .. kemudia disusul dengan
drum yang ikut bersuara pelan .. pelan .. pelan .. seolah membisikan ; 'hehhhh
jangan pada berisik yaaa' hahaha duaaaarrrrr. Ledakan awal lagu yang luar biasa
keras, tempo yang sedang, tenang, potensional, menggambarkan kualitas dari
musikalitas Burgerkill yang tidak dapat diremehkan itu ada disetiap lagu mereka termasuk pada track ini. Kental
dengan nuansa Progressive Metal dan teriakan keras tapi jelas dari suara sang
vokalis yang nge-Groove dan ganas ini. Dan lagu ini juga memenangkan acara malam anugerah ICEMA 2012 dalam kategori 'Favorite Song'.
Kemudian track ke-enam 'The Coldest Heart' (3:37). Petikan-petikan
beracun dari biang metal ini membuat kalian untuk sejenak tenang dan memberi
kesempatan kalian untuk mengatur nafas. Seperti yang tertulis pada buku lirik lagu ini tertera kutipan "Any debris that littered. Leave
the story for those who survived. A form of empathy. For victims of wars and
disasters around the world". Ya, lagu ini nampak jelas didedikasikan untuk mereka yang
menjadi korban bencana dan perang diseluruh dunia.
Lalu track ke-tujuh 'For Victory' (6:45). Misterius lagi, detik
demi detik dibiarkan mengalir dan kemudian langsung disambut dengan musik yang megah dan
terkesan mewah. Penuh dengan solidaritas yang tinggi dan mengajak kita untuk
bersatu melawan musuh yang nyata dan maya.
Track ke-delapan 'My Worst Enemy' (6:32). Kejam, cepat,
agressif, sensasional, blastbeat lagi, blastblastblast, tempo yang galak,
brutal dan penuh skill berkualitas yang ueeeedannnn.
Kesembilan 'Only the Strong' (5:46). Tak heran, kalo para
metalhead berlomba-lomba bikin status #nowplaying lagu ini terus menerus. Lagu
yang bernuansa ramai, penuh kebahagian dengan riff-riff yang disuguhkan oleh
Burgerkill. Sangat pas buat santai ...
Burgerkill - 'Only the Strong' (Official Video)
Ke-sepuluh 'An Elegy' (13:38). Lagu ini ialah lagu penutup
sekaligus lagu dengan durasi terpanjang dari sepuluh track yang ada di album
ini. Instrumentasi panjang, seolah merenungi dari apa yang terjadi pada tubuh
Burgerkill. Solidaritas yang syahdu, lagu ini tertuju pada almarhum Ivan
Scumbag dan Robin Hutagaol (R.I.P).
Album 'Venomous' ini adalah album paling berbahaya milik
Burgerkill. Resep baru tertanam penuh pada album ini, luapan emosi dan karakter
setiap personil tertuang pada album ini tentunya juga atas kontribusi baru dari
sang vokalis Vicky yang memberikan warna baru pada musik Burgerkill.
Venomous Alive Live in Concert
Untuk mendukung Album 'Venomous' ini Burgerkill mengadakan sebuah konser
tunggal dengan tajuk ‘Venomous Alive’. Konser peluncuran album 'Venomous'
yang berjudul 'Venomous Alive' diadakan di Bulungan Outdoor, Jakarta
dengan band pembuka dari ibu kota
seperti Nemesis, Paper Gangster, dan Dead Vertical. Untuk konser yang lebih
besar, 'Venomous Alive' ini berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung, bersama dengan band-band garda depan seperti Jasad dan Arian
(Seringai) sebagai pembuka dan tamu. Selain dua kota
besar di Indonesia,
'Venomous Alive' juga rock on di Pulau Jawa dan kota
lain di luar pulau, seperti Makassar, Sulawesi
Selatan.
Tepatnya hari Sabtu 24 September 2011 silam, band metal yang digawangi oleh Vicky (vokal),
Eben (gitar), Agung (gitar), Ramdhan (bass) dan Andris (drum) ini memuaskan
ribuan penonton mereka di “markas” mereka tepatnya Stadion Siliwangi, Bandung. Stadion
Siliwangi, Bandung, dalam
sekejap berubah menjadi lautan manusia. Bagaimana tidak sekitar sepuluh ribu
orang berkumpul menjadi satu dalam pembuktian dan penorehan sejarah sebuah Band
yang saat ini menjadi garda depan Musik Metal di Indonesia. Panggung Burgerkill
yang satu ini
memang jauh lebih spesial dibanding panggung mereka sebelumnya. Dengan panggung
lebih besar, megah, dekorasi dan sound system yang mumpuni serta stadion yang
mereka daulat sebagai venue jelas memperlihatkan totalitas yang telah mereka cobapersembahkan
bagi para metalhead khususnya para fans fanatic
mereka (Begundal). Terlebih lagi konser ini digelar di kota
asal mereka, Bandung.
Di mana konser metal nggak lagi “ramah” seperti dulu. Faktor keamanan membuat
panggung metal di kota
kembang tersebut cukup sulit digelar menjadi acuan Eben cs untuk memberikan
sebuah pembuktian jika nggak ada yang harus dikhawatirkan dari Burgerkill,
panggung metal dan massanya.
Konser yang berjalan selama dua setengah jam ini pun juga menyuguhkan
aksi-aksi yang berbeda dari panggung Burgerkill. Sebelum pertunjukan dimulai,
terlihat seseorang yang sudah tidak asing lagi berdiri di atas panggung dengan
DJ setnya sedang memutar beberapa lagu metal. Dia adalah Arian 13 (Seringai). Selain
menyuguhkan aksi yang berenergi, Burgerkill juga turut menyematkan sebuah sisi
emosional terdalam mereka terhadap vokalis terdahulu, yakni alm. Ivan Scumbag.
Rekaman video tentang Ivan diputar di layar besar digital sisi panggung dan membuat semua yang
ada di sana
teringat oleh sosoknya yang fenomenal. Nggak lama kemudian, Vicky sang penerus Scumbag
memainkan lagu yang berjudul ‘Tiga Titik Hitam’ dengan piano yang disusul oleh
Fadly (Padi) yang juga naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu tersebut
bersama-sama. Sangat emosional, hingga terlihat beberapa penonton di antaranya
ikut bernyanyi sambil menitikan air matanya.
Aksi spesial lainnya pun turut datang dari para personil Burgerkill, di mana
masing-masing menunjukan tajinya lewat sesi solo dari masing-masing instrument
andalannya. Nggak hanya sekedar menyuguhkan lagu-lagu metal dengan kompak,
lewat sesi ini pun Burgerkill juga menunjukan jika semua materi yang ada muncul
dari skill mereka yang mumpuni. Dan dari rangkaian konser tersebut, kolaborasi antara Burgerkill dan Arian 13
(Seringai) menjadi penutup yang sempurna. Lagu ‘Atur Aku’ yang dimainkan sukses
membuat koor panjang dan nuansa kesempurnaan atas konser ini
Band berbahaya dan termasuk band favorit saya ini telah masuk dalam
nominasi 'Metal as F*ck' di ajang Metal Hammer Golden Gods Awards 2013. Burgerkill memang sudah layak dikategorikan sebagai 'Band Metal Kelas Dunia'. Di ajang penghargaan
musik kelas dunia Metal Hammer 'Golden Gods Awards 2013' sangat membawa kebahagiaan
tersendiri bagi Burgerkill, bagi Metalhead pribumi dan pastinya mengharumkan
nama Indonesia
karena telah memenangkan acara bergengsi tersebut. Burgerkill masuk sekaligus memenangkan kategori 'Metal As F*ck' di ajang Golden Gods Awards 2013 yang diselenggarakan di London, Inggris. Burgerkill telah mengalahkan beberapa
nominator dunia diantaranya, Sea Shepherd, Nergal, Jason Newsted dan Pussy
Riot. Selamat buat Burgerkill & Prestasinya! Stay Metal!
Album 'Venomous' ini diterima dengan baik oleh beberapa kritikus. Brian Fischer Giffin dari LoudMag, sebuah majalah musik online Australia menyatakan bahwa: "Venomous tidak menciptakan roda dan bukan album yang paling asli yang pernah anda dengar - mereka memakai pengaruh mereka dengan jelas - tetapi pada saat yang sama itu juga sesuatu yang keluar dari kotak. Biasanya saya akan menyarankan bahwa setiap band yang mencoba campuran awal gaya thrash Sepultura, Morbid Angel, metalcore yang komersial dan strip dari electronica musik itu kemungkinan akan ditakdirkan untuk gagal, tapi ternyata tidak untuk orang-orang ini (Burgerkill). Entah bagaimana, mereka sudah berhasil untuk menariknya keluar dan melakukannya dengan sangat baik ..."
Rod Whitfield dari majalah Metal Forge mengungkapkan reaksi yang mengejutkan untuk album 'Venomous' ini, dan menuliskan bahwa: "Di balik nama band yang agak lucu ini terletak kejutan nyata dan menyenangkan. Indonesia jelas bukan kiblat yang terkenal hard rock dan metal di dunia, tetapi tampaknya orang-orang yang bertindak di ranah Heavy Metal bertindak dengan sangat baik. Rupanya mereka juga sudah ada selama lebih dari 15 tahun, yang ini bisa dibilang kejutan terbesar untuk semuanya. Dan itu sangat fantastis, jangkauan global untuk gaya favorit dalam musik kami".
Rod Whitfield dari majalah Metal Forge mengungkapkan reaksi yang mengejutkan untuk album 'Venomous' ini, dan menuliskan bahwa: "Di balik nama band yang agak lucu ini terletak kejutan nyata dan menyenangkan. Indonesia jelas bukan kiblat yang terkenal hard rock dan metal di dunia, tetapi tampaknya orang-orang yang bertindak di ranah Heavy Metal bertindak dengan sangat baik. Rupanya mereka juga sudah ada selama lebih dari 15 tahun, yang ini bisa dibilang kejutan terbesar untuk semuanya. Dan itu sangat fantastis, jangkauan global untuk gaya favorit dalam musik kami".
Burgerkill 'Venomous' Line-up :
- Eben – Guitars
- Ramdan – Bass
- Vicky – Vocals
- Andris – Drums
- Agung – Guitars
Burgerkill 'Venomous' Credits :
- Burgerkill - Arranger, Producer
- Didin Bahe - Band Photo
- Citra Frolic - Consultant
- Begundal Hellclub - Choir, Chorus
- Ammy Strings Quartet - Strings, Arranger
- Agung Hellfrog - Vocals
- Yayat Ahdiat - Producer, Mastering, Engineer, Mixing
- Ramdan Agus - Bass, Group Member, Engineer
- Jemi Sunardi - Booking
- Innu Regawa - Engineer, Digital Editing
- Gus Satrianang - Guitars, Guest Appearance
- Label - Revolt! and Xenophobic
Hargai karya-karya musik mereka dengan membeli CD original. Jadilah metalhead yang bisa menghargai kerja keras para musisi cadas.
INGAT!!! STOP DOWNLOAD dan STOP BAJAKAN!!!
Hail Brother in Metal around the world (m)
By Total Berisik
0 komentar:
Post a Comment