Musik Progressive Rock merupakan jenis musik yang penuh dengan ambiguitas dan banyak menimbulkan kontroversi. Para kritikus musik menghujatnya sebagai musik elitis dan penghianatan terhadap semangat musik Rock and Roll yang populis; sementara pendengar umum mem-vonis musik Progressive sebagai terlalu rumit, pretensius, kuno, dll. Bahkan penggemar musik Progressive sendiri sering tidak sepaham mengenai bagaimana mendiskripsikan musik yang mereka cintai.
Definisi yang kedua mungkin lebih didasari oleh maksud dan tujuan musisi yang bersangkutan dalam berkarya daripada jenis atau style musik yang kongkrit. Secara sederhana, musik Progressive adalah musik yang berusaha untuk membawa sesuatu yang baru – selalu bergerak maju dan berkembang (bukankah kata “progressive” berasal dari kata “progress” yang artinya kemajuan atau perkembangan). Definisi inilah yang membingungkan banyak orang karena hanya dengan didasari motivasi musisi untuk menciptakan sesuatu yang baru sangat sulit untuk menjelaskan (atau memperdengarkan) style musik yang dapat dikategorikan Progressive.
Untuk dapat memberikan gambaran mengenai betapa besarnya perbedaan antara kedua definisi diatas, kita perlu mundur dan melihat sejarah musik progressive sejak kelahirannya di tahun 60-an dan perkembangannya setelah itu terutama di masa kejayaannya pada dekade 70-an.
1965 – 1967 – Masa Psychedelic
Progressive Rock yang lahir dari gerakan counterculture tahun 60-an berusaha mendobrak pengkotakan musik Rock dan mengeksplorari bentuk-bentuk baru. Musik Progressive yang paling dikenal adalah kombinasi energi musik Rock dengan musik Klasik yang megah dan monumental tetapi ada pula yang menggabungkan unsur-unsur jazz, folk, R&B, avant-garde,world music, dll.
Cikal bakal musik Progressive Rock adalah Psychedelic Rock yang lahir di lingkungan underground di Inggris pada pertengahan tahun 60-an dengan ciri khas image berupa warna-warna cemerlang and halusinogenis (psychedelic) dan semangat eksperimental yang mendobrak batas-batas dan norma-norma yang ada sebelumnya. Di Inggris band-band seperti Pink Floyd, The Crazy World of Arthur Brown, Alexis Corner, The Pretty Things dan The Soft Machine merupakan band psycedelic yang paling popular. Sementara di Amerika Serikat, psycadelia betul-betul merajalela terutama di kultur underground di San Francisco yang juga dikenal dengan gerakan Flower Power, dengan group-group seperti: the Grateful Dead, Jefferson Airplane, Big Brother and the Holding Company dan lainnya.
Sementara itu kembali ke Inggris, band-band pop seperti The Beatles dan The Rolling Stones. juga mulai mengeluarkan album-album musik psychedelic. Album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band (Juni 1967) merupakan eksperimen The Beatles dengan musik Psychedelic dan sering disebut sebagai pemicu gerakan Progressive Rock. Namun album Pink Floyd, Piper at the Gates of Dawn (Agustus 1967) dengan Syd Barret sebagai penulis utama, guitaris dan penyanyi menghasilkan yang dianggap sebagai album psychedelic terbaik.
1967 – 1969 – Lahirnya Progressive Rock
Dari ekperimentasi Psychedelic Rock, muncullah musik yang berani menggabungkan unsur-unsur rock dengan classic, jazz, folk, soul, avant-garde, dll yang dinamakan Progressive Rock atau Art Rock. The Moody Blues merupakan group yang pertama kali menggabungkan rock dan musik classical symphonic dalam album Days of Future Passed (November 1967) yang kita kenal melalui lagu Nights in White Satin. Album ini merupakan pertama kalinya kita mendengar unsur-unsur yang menjadi ciri khas musik Progressive seperti: lagu-lagu berdurasi panjang, perubahan tempo, penggunaan orkes simphoni dan mellotrone, lirik yang bernuansa kosmik atau filosofis, dll. Album kedua The Moodies ini merupakan album konsep yang didukung oleh London Festival Orchestra ini mempunyai dasar cerita yang sangat sederhana yaitu mengikuti sehari dalam kehidupan manusia dari pagi sampai malam; dari bangun sampai tidur.
Setidaknya ada tiga album lain yang direlease pada tahun 1968 merupakan awal kelahiran Progressive Rock. Pink Floyd mengeluarkan album keduanya A Sourceful of Secrets (Juni 1968), album kedua Procol Harum – Shine on Brightly (Desember 1968) yang berisi karya utama sepanjang 18 menit, In Held Twas in I. Dan, yang tak kalah penting adalah, The Nice dengan Thoughts of Emerlist Davjack (Januari 1968) yang menampilkan kepiawaian Keith Emerson pada keyboard dengan hit America yang diadaptasi dari musikal West Side Story karya Leonard Bernstein.
Tetapi peristiwa yang mencanangkan kelahiran Progressive Rock adalah King Crimson dengan album mereka In the Court of the Crimson King pada bulan Oktober 1969. King Crimson yang baru dibentuk pada bulan Januari 1969 oleh Robert Fripp menghasilkan karya yang sangat padat dan penuh emosi yang di dominasi oleh nada dan kunci minor. Aransemen King Crimson walaupun sangat symphonic namun mempunyai pengaruh Jazz modern yang kuat dengan perubahan dari gerakan megah menuju anti klimak dalam sekejap.
Dekade 1970-an – Masa Keemasan Prog Rock
Tahun 70-an merupakan era kejayaan musik Progressive; genre ini berkembang dengan sangat subur dan kreatifitas para musisi di masa itu melahirkan bermacam-macam sub-genre. Kelompok-kelompok musik Progressive seperti Yes, Genesis, ELP mulai menemukan ciri khas sound mereka masing-masing
Emerson, Lake & Palmer merupakan supergroup Progressive pertama. Ketiga anggota ELP, Keith Emerson (dari The Nice), Greg Lake (dari King Crimson) dan Carl Palmer (dari Atomic Rooster, the Crazy World of Arthur Brown) sudah merupakan superstar sebelumnya. Album perdana ELP yang keluar pada bulan November 1970 langsung meledak dan sangat berbeda dengan kebanyakan group musik berorientasi gitar heavy metal pada saat ini seperti Led Zeppelin, Cream, Deep Purple, dll. Album berjudul Emerson, Lake and Palmer itu menampilkan kepiawaian ketiga personilnya yang mempesona audiens rock tapi juga menampilkan balad “Lucky Man” yang memperkenalkan suara Moog Syntheziser kepada dunia. Album berikutnya Tarkus (Juni 1971) merupakan menampilkan lagu Tarkus yang berdurasi lebih dari 20 menit terdiri dari 7 bagian bertemakan manusia melawan teknologi.
Kelompok Yes yang berdiri pada bulan Juli 1968 berhasil menemukan ciri khasnya setelah album ketiga mereka, The Yes Album (Maret 1971), dengan masuknya gitaris Steve Howe. Musikalitas Yes semakin kaya dengan bergabungnya keyboardis luar biasa, Rick Wakeman, di album Fragile (Januari 1972) dengan hit dan favorit pertunjukan live mereka, Roundabout. Formasi inilah yang menghasilkan yang oleh banyak orang dianggap sebagai karya terbaik Yes – Close to Edge (September 1972). Album Close to Edge yang hanya terdiri dari 3 lagu merupakan terobosan yang membawa musik rock dalam konteks musik Simfoni dengan lagu-lagu yang berdurasi panjang, bervariasi berdasarkan 1 tema melodi, bagian/movement, mood, tempo, tekstur dan density yang berubah-ubah.
Sementara itu, kelompok Genesis berkembang diluar pengaruh band-band se-angkatan mereka. Album pertama mereka From Genesis to Revelation (Maret 1969) lebih berorientasi pop dan tidak terlalu berhasil. Mungkin karena kegagalan album pertamanya, Genesis mengunci diri dan berlatih dengan dedikasi tinggi dan menghasilkan album Trepass (Oktober 1970). Album ini mengandung banyak unsur yang mendefinisikan musik Progressive – elemen-elemen warna, kehangatan, perubahan kunci nada yang rumit, dinamika musik akusitik dan elektrik dan lirik yang bersifat fantasi. Genesis semakin memantapkan dirinya sebagai supergroup progressive dengan bergabungnya Steve Hackett dan Phil Collins di album Nursery Crime (November 1971) kemudian mahakarya Foxtrot (Oktober 1972) dengan lagu Supper’s Ready sepanjang 23 menit yang terdiri dari 7 bagian.
Walaupun merupakan pionir Progressive Rock, King Crimson memilih jalur lebih tidak komersial dibanding ELP, Yes dan Genesis. Setelah mengalami bongkar pasang personil mengeluarkan album ke-4 mereka Islands (Desember 1971). Album ini lebih tenang dan gelap daripada 3 album pertama dan mencanangkan arah baru King Crimson yang lebih eksperimental. Dengan bergabungnya Bill Bruford (Yes) dan John Wetton (Family) di album Lark’s Tongue in Aspic (Maret 1973) penekanan terhadap improvisasi dan tensi dalam musiknya membuat sulit bagi para kritisi dan pendengerannya untuk mengkategorisasi musik King Crimson…Rock? Jazz? Avant-Garde?
Di awal 70-an supergroup ELP, Yes dan Genesis sudah menempatkan diri sebagai supergroup dan mainstream musik Progressive dan menjadi tonggak sub-genre Symphonic Progressive Rock karena pengaruh musik klasik-nya yang lebih dominan dibanding sub-genre lainnya. Perkembangan musik Progressive pada dekade 70-an melahirkan berbagai Sub-Genre dengan ciri khasnya masing-masing. Tumbuhnya bermacam-macam sub-genre Progressive pada saat itu menunjukkan kebebasan kreativitas yang berkembang saat itu baik dari para musisi yang mengekplorasi bermacam-macam jenis musik maupun dari perusahaan rekaman yang mendukung upaya-upaya eksperimentasi musisi tersebut.
Cabang Progressive pertama berkembang dari di wilayah Canterbury di Inggris Selatan sehingga sub-genre ini dinamakan Canterbury Scene. Perkembangan musik Canterbury banyak dipengaruhi oleh musisi-musisi jazz seperti Charles Mingus, Ornette Coleman dan Thelonious Monk. Dari sebuah band bernama Wilde Flowers (yang sayangnya tidak pernah merekam album) lahir group-group Canterbury seperti Soft Machine, Caravan, Matching Mole, Gilgamesh, Hatfield & the North, National Health, dll.
Masih membawa pengaruh kuat musik Psychedelic, Pink Floyd setelah ditinggalkan peminpinnya Syd Barret juga mulai bereksperimen dengan sound yang lebih surialistis, avant-garde, menghanyutkan dan melahirkan sub-genre Space Rock. Dengan peran Roger Waters dan David Gilmore yang makin dominant, Pink Floyd menelurkan album-album yang bernuansa space psychedelic sampai maha karya mereka Dark Side of the Moon (Maret 1973). Pink Floyd bersama dengan group-group seperti Hawkwind, Gong, dll. Merupakan pionir sub-genre Space Rock.
Diseberang Selat Inggris, group Perancis Magma yang dipimpin oleh Christian Vander mengembangkan aliran tersediri yang sangat berbeda dengan style musik umumnya. Musik Magma yang dipengaruhi oleh legenda jazz John Coltrane serta composer Bela Bartok, Stockhausen begitu berbedanya seakan-akan dari planet yang lain sehingga diberi sub-genre tersediri: Zeuhl. Di pihak lain, kelompok Henry Cow dengan musik mereka yang sangat kompleks, penuh improvisasi dan lirik-lirik yang sangat politis melahirkan sub-genre sendiri yang oleh drummernya, Chris Cutler, dinamakan RIO (Rock-in-Opposition)
Masih banyak sub-genre Progressive yang merupakan label untuk memberi bayangan tentang musik karya ribuan artis Progressive antara lain Folk Prog untuk musik yang berbau Folk seperti Jethro Tull, Strawbs, Fairport Convention, dll. atau Electronic Prog dimana instrument keyboard elektronik (synthesizer, mellontron, dll) sangat dominant seperti Vangelis, Synergy, Tangerine Dream, dll dan Kraut Rock, label yang diberikan kepada group-group Jerman yang sangat unik (mungkin aneh) dan avant-garde seperti Faust, Can, Neu!, dll.
Perlu diperhatikan bahwa pembagian kedalam sub-genre sendiri bertentangan dengan semangat musik Progressive yang tidak mau dibatasi dan dikotak-kotak. Karya-karya musisi Progressive sangat beraneka ragam bahkan group yang sama dapat menghasilkan karya-karya yang mempunyai nuansa yang berbeda-beda (Klasik, Jazz, Minimalis, dll.).
1980-an – Masa Neo Prog
Menuju akhir tahun 70-an, musik Progressive mulai kehilangan pamornya digempur serangan musik Punk sebagai pemberontakan terhadap norma-norma generasi sebelum dan perlawanan kaum muda terhadap segala sesuatu yang mapan. Selain itu perusahaan rekaman berkembang menjadi industri rekaman yang merupakan big business. Album musik mulai dinilai sebagai “produk” yang dihargai dari segi “unit” yang terjual. Perusahaan rekaman tidak lagi memberi musisi kebebasan untuk berkarya (walaupun ada pengecualian) dan memaksa musisi untuk menghasilkan musik sesuai selera pasar.
Group-group Progressive dijuluki sebagai Dinosaur dan mulai punah dan mereka yang masih bertahan mulai meninggalkan musik Progressive. Robert Fripp sudah jauh hari membubarkan King Crimson pada tahun 1974 setelah me-release Red (Oktober 1974) karena merasa musik Progressive sudah mencapai puncaknya. Yes, setelah ditinggal John Anderson dan Rick Wakeman masih mengeluarkan album Drama (Agustus 1980) kemudian memutuskan untuk bubar (walaupun dengan anggota baru Trevor Rabin tapi dengan warna musik yang lebih mainstream di album 90125 tahun 1983). Genesis, setelah kehilangan Peter Gabriel kemudian Steve Hackett, memutuskan untuk mengambil jalan lebih sederhana setelah album And Then There Were Three…(April 1978). ELP setelah gagal dengan usaha untuk lebih komersial dalam album Love Beach (Oktober 1978) juga memutuskan untuk bubar
Namun, ketika api Progressive hampir padam, sekolompok musisi muda merevitalisasi Genre ini. Walaupun sound mereka lebih sederhana dan lebih bernuansa 80-an, band-band seperti Marillion, IQ, Twelfth Night, Pallas dan lain-lain dengan bangga mengibarkan bendera Progressive. Gaya dan style musik band-band baru melahirkan terminology baru Neo Progressive yang artinya Progressive baru.
1990-an – Gelombang Ke-Tiga
Musik Progressive mengalami kelahiran kembali di tahun 90-an, kali ini dengan cara yang lebih perlahan. Label-label independen, Internet dan Festival-festival Progressive di seluruh dunia memberikan jalur baik untuk musisi dan fans untuk memainkan dan mendengar musik Progressive. Musisi Progressive generasi baru merelease karya-karya yang dipengaruhi oleh band-band tahun 70-an dengan nuansa 90-an seperti Spock’s Beard, Flower Kings, Anglagard, dll.
Selain itu, band-band Progressive tahun 70-an juga mengalami kelahiran kembali dengan bergabungnya kembali band-band legendaries seperti ELP melalui album Black Moon (Juni 1992), Yes kembali ke jalur Progressive dengan Keys to Ascension 1 (Oktober 1996), Pink Floyd (tanpa Roger Waters) dengan album The Division Bell (Maret 1994) dan King Crimson lahir untuk ketiga kalinya dengan Vroom (Oktober 1994) setelah Robert Fripp membubarkan King Crimson era 80-an pada tahun 1984.
Era 90-an juga melahirkan beberapa Sub-Genre baru dalam semangat pembaruan. Pertama-tama adalah sub-genre Prog Metal yang menggabungkan kerasnya Heavy Metal dengan kemegahan dan kompleksitas Symphonic Prog yang dibawakan oleh seperti: Dream Theater, Angra, Fates Warning, Pain of Salvation, dll. Selain itu, dari musik New Wave dipengaruhi oleh musik Psychedelic, Industrial dan Minimalis lahirlah Post-Rock yang dipelopori oleh Talk Talk, Radiohead, Tortoise, dll.
Selama ada musisi masih menghasilkan karya kreatif dan original, selama tidak ingin terbelenggu dalam konvensionalisme musik, maka musik Progressive Rock akan tetap hidup.
nice article, rahasia keperkasaan ppria
ReplyDeletegreat artikel
ReplyDelete