Monday, November 26, 2012

Burgerkill

Burgerkill adalah sebuah band Metal Indonesia, berasal dari Bandung, ibukota Jawa Barat. Burgerkill di ambil dari sebuah nama restoran makanan cepat saji di Amerika, 'Burger King'. Band ini didirikan pada Mei 1995 oleh Eben, yang dikenal sebagai 'Ebenz', seorang pemuda dari Jakarta, yang datang ke Bandung untuk melanjutkan studinya.
Di Bandung, Eben bertemu Ivan Scumbag, Kimung, dan Dadan. Inilah empat personel yang menjadi line-up pertama Burgerkill.


Awal Tahun dan Debut Album (1995-2000)

   Burgerkill dibentuk di wilayah 'Ujungberung', yang terletak di sisi timur dari kota Bandung. 'Ujungberung' yang juga dikenal sebagai pusat seni Budaya dan Tradisional Sunda seperti bela diri benjang, angklung, dan kecapi suling. Pada awal 1997, Burgerkill merilis single pertama mereka, 'Revolt!', Yang menjadi lagu pembuka album kompilasi artis 'Masaindahbangetsekalipisan'. Pada akhir tahun 1997, single 'Offered Sucks' dan 'My Self' yang termasuk dalam album kompilasi artis 'Breathless'. Kemudian pada tahun 1998, 'Blank Proudness' masuk dalam album kompilasi 'Independent Rebel'. Sejak saat itu, Burgerkill mulai terlibat dalam scenes 'Underground' di Indonesia dan Malaysia.

Pada tahun 2000, Burgerkill akhirnya merilis album pertama mereka 'Dua Sisi' di bawah label indie lokal, 'Riotic Record'. Rilisan pertama, terjual lebih dari 5000 keping. Pada tahun yang sama, Burgerkill merilis single 'Everlasting Hope Never Ending Pain' untuk album kompilasi 'Ticket To Ride'. Single tersebut menjadi sesuatu jembatan untuk era baru Burgerkill. Band Hardcore pendahulu seperti Youth of Today, Minor Threat, Gorilla Biscuits, dan 7 Seconds sangat dominan dalam karya-karya awal Burgerkill. Seiring berjalannya waktu, Burgerkill mengubah pengaruhnya menjadi metal yang lebih modern. Sound lebih agresif, bit-bit yg cepat, & riff gitar yang energik.

Berkarat (2001-2004)

   Burgerkill menjadi band metal pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak enam album untuk 'Sony Music Entertainment'. Pada akhir tahun 2003, mereka merilis album ke-2 mereka, 'Berkarat' dan  terpilih sebagai 'Best Metal Production' di tahun 2004 (Indonesia Music Awards). Dengan label baru mereka, Burgerkill memiliki beberapa pandangan dan respon negatif dari scene metal Indonesia, tetapi mereka mempunyai alasan di balik bergabungnya mereka dengan major label (karena label memberi mereka kebebasan untuk memilih jenis musik yang mereka ingin mainkan). Tidak hanya bebas memilih gaya musik, tetapi juga konsep, lirik, dan juga gaya musik video. Untuk 'Tembang', mereka menekankan bahwa yang penting adalah kebebasan berekspresi musik itu sendiri, tidak peduli apakah dari sebuah band di jalur indie atau dalam garis major label. Secara teknis album kedua ini lebih progresif dari pada yang pertama. Hampir tidak ada nuansa yang sama dengan album pertamanya. Pada vokal yang bernuansa depresif dan gelap. Ivan Scumbag, sang vokalis menjadi lebih ekspresif untuk mengartikulasikan lagu, dan semua trek dari album ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Di album kedua ini , Burgerkill berkolaborasi dengan Fadly (Padi) pada lagu yang berjudul 'Tiga Titik Hitam'. Burgerkill juga menunjukkan minat mereka untuk berkolaborasi dengan penyanyi dangdut yang kontroversial, Inul Daratista, karena mereka tahu bahwa  Inul Daratista sering menyanyikan lagu 'Helloween' dalam karir awalnya bernyanyi.

Beyond Coma and Despair (2005-2010)


   Burgerkill mulai mengerjakan materi baru album ketiga pada awal tahun 2005, dan pada saat yang sama, 'Toto', drummer yang telah bersama Burgerkill selama sembilan tahun, akhirnya memutuskan keluar dari Burgerkill. Tetapi rupanya situasi ini bukan masalah besar bagi anggota Burgerkill lainnya. Andris, yang pada saat itu bermain bass, kemudian berganti menjadi pemain drum, sedangkan bass diisi oleh pemain sesi tambahan. November 2005, Burgerkill menyelesaikan pekerjaan mereka, namun kesepakatan dengan label berubah. Kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan tentang materi album. Dalam situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi kedua belah pihak, oleh karena itu Burgerkill memutuskan untuk meninggalkan label tersebut  untuk merilis album ketiga mereka di bawah lebel sendiri 'Revolt' pada bulan Agustus 2006. Tidak ada hal yang sepenuhnya sempurna dan berjalan dengan mulus, dalam hitungan hari menunggu untuk merilis album ketiga mereka, Ivan Scumbag sang vokalis, meninggal karena penyakit radang otak. 'Beyond Coma and Despair', judul album ketiga mereka, sepertinya telah menjadi semacam refleksi pribadi dari Scumbag. 

   Untuk menghormati sang vokalis mereka dan teman, Kimung yang merupakan anggota dan teman semenjak kecil Ivan Scumbag, meriliskan sebuah novel biografi yang didasarkan pada kehidupan Ivan Scumbag pada akhir 2007. Buku yang berjudul 'My Self : Scumbag, Beyond Life and Death' dirilis secara resmi dan didukung oleh 'Minor Book' sebagai penerbit dan 'Common Room' sebagai pemegang tempat. Sekitar 300 orang, terdiri dari teman Scumbag Ivan, keluarga, penggemar, dan jurnalis, menghadiri agenda peringatan. Tidak hanya berbicara tentang buku itu, agenda juga mengadakan showcase akustik pendek setelah penonton memberikan komentar mereka dan kesan terhadap almarhum. Di antara para kritikus 'Beyond Coma And Despair' itu benar-benar berbeda dengan album pertama mereka, dengan suara berat dan lirik yang lebih eksplisit. Album ini termasuk dalam '150 Album Terbaik Indonesia Sepanjang Masa', terdaftar di nomor 113 oleh majalah Rolling Stone Indonesia. Sepeninggalan Ivan Scumbag, Vicky pun bergabung dengan Burgerkill setelah dipilih dalam sebuah audisi vokal.

   Pada tahun 2009, Burgerkill melakukan tur di Australia dengan tema 'The Invasion of Noise Western Australia'. Setelah tur 'Invasion of Noise', Burgerkill tampil bersama band-band seperti  Devil Driver, In Flames, Lamb of God, dan All That Remains sebagai bagian dari 'Soundwave' Perth 2009. Pada tahun 2010, Burgerkill muncul di 'Big Day Out'.

Venomous (2011-Sekarang)

Materi album  musik terungkap sekitar akhir 2009, untuk Samack dari Jakartabeat, Eben mengatakan bahwa album baru mereka tidak terlalu jauh berbeda dari satu masa lalu mereka 'Beyond Coma and Despair'. Eben dan anggota Burgerkill lainnya merasa bahwa materi album baru memiliki kemajuan baru dalam setiap baris musik. Dari kalangan Eropa seperti Gojira, Hacride, Meshuggah, and Lyzanxia adalah pengaruh utama mereka untuk menciptakan gaya dan bit berat. Dan band Amerika Utara seperti Megadeth, Slayer, Monstrosity, Cannibal Corpse, Pantera, and Anthrax masih menjadi inspirasi utama dalam bekerja pada emosi lagu dan strukturnya. Dalam sesi vokal, band ini sebagian besar mengacu pada Devin Townsend, Mark Hunter, Björn Speed, dll. Vokalis band baru, Vicky, menurut Eben memiliki distorsi vokal yang kuat. Hanya beberapa minggu setelah  "Allegiance 2 Metal" tur di seluruh Pulau Jawa bersama dengan band death metal teknis, Psycroptic. Album 'Venomous' dirilis di Indonesia sekitar bulan Juni 2011, Malaysia sekitar Juli 2011 dan Australia sekitar Agustus 2011.

   Venomous adalah album pertama mereka di bawah label Rekam xenophobia dan Musik Firestarter sebagai distributor. Berbisa menurut Eben memiliki perbedaan signifikan dari album terakhir mereka, tidak hanya musik, tetapi juga lirik. Gaya musik Burgerkill selalu berubah dari satu album ke yang berikutnya, namun dengan lirik di album masa lalu tetap tersegmentasi dalam tema tertentu atau topik. Konser peluncuran album 'Venomous' yang berjudul 'Venomous Alive' diadakan di Bulungan Outdoor, Jakarta dengan band pembuka dari ibu kota seperti Nemesis, Paper Gangster, dan Dead Vertical. Untuk konser yang lebih besar, 'Venomous Alive' berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung, bersama dengan Jasad, dan Arian Seringai sebagai pembuka dan tamu. Selain dua kota besar di Indonesia, 'Venomous Alive' juga rock on di Pulau Jawa dan kota lain di luar pulau, seperti Makassar, Sulawesi Selatan.

Materi dalam album ini merupakan konsep baru yang sama sekali berbeda dengan album-album terdahulu, baik musikalitas dan aransemen, terutama mengenai tema dan penulisan lagu. Pada Venomous, tema yang dipaparkan mengenai sikap terhadap kritik sosial, ketamakan manusia dan tentang korupsi, sekaligus menandakan era dan semangat baru bagi eksistensi Burgerkill dalam melanjutkan cita-cita mendiang Ivan. Proses penggarapan album ini dirampungkan cukup lama, karena adanya penyesuaian-penyesuaian dengan hadirnya Ramdan dan Vicky sehingga menegaskan warna baru bagi musikalitas Burgerkill yang ingin album ini dibuat secara matang dan tidak terburu-buru.

Proses kreatif penggarapan album ini memerlukan waktu hampir satu tahun yang mulai dikerjakan sejak 2010, kemudian proses rekam hingga selesainya album ini, rampung dalam tiga bulan. Album ini selain dirilis di tanah air, juga di Malaysia dan Australia melalui label Revolt Records dan Xenophobic Records (Australia). Pada akhir tahun 2011, Venomous dinobatkan sebagai Album Indonesia Terbaik 2011 menurut majalah Rolling Stone Indonesia dan sebagai nomine dalam ajang penghargaan bergengsi insan musik nasional Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards dalam kategori Album Rock Terbaik tahun 2012. Selain itu, tembang "House of Greed", berhasil memenangkan penghargaan Indonesia Cutting Edge Awards (ICEMA) dalam kategori Favourite Metal Song yang juga dinominasikan sebagai Best Metal Song dalam ajang penghargaan yang sama.

Awal tahun 2013, Burgerkill meluncurkan film dokumenter bertajuk We Will Bleed yang menceritakan tentang perjalanan karier bermusik Burgerkill sejak awal. Film dengan durasi sembilan puluh menit ini juga menampilkan wawancara dengan mantan anggota dan personel yang memiliki andil bagi perkembangan karier Burgerkill, sekaligus didedikasikan sebagai wujud apresiasi bagi mendiang Ivan yang diyakini bahwa tanpa dirinya, Burgerkill tidak akan seperti sekarang ini.

Pada pertengahan 2013, tembang "Under The Scars" dalam album ini, menjadi salah satu lagu dalam album kompilasi yang dirilis Metal Hammer bertajuk "Slave New World" yang didistribusikan melalui Majalah Metal Hammer Edisi 244, Juni 2013. Album kompilasi yang dikurasi oleh Max Cavalera ini berisi lima belas lagu, dua belas di antaranya dari band-band Indonesia dengan tambahan lagu dari band Amogh Symphony (India), From The Vastland (Iran) dan Lody Kong (Amerika). Masih dalam periode yang sama, Burgerkill berhasil meraih penghargaan Golden Gods Awards yang juga diselenggarakan oleh Metal Hammer dalam kategori Metal As F*ck, mengalahkan nomine Sea Shepherd, Nergal, Jason Newsted dan Pussy Riot

Adamantine (2015-2018)

Burgerkill menorehkan lagi prestasinya dengan tampil dalam ajang festival metal terbesar dunia Wacken Open Air (W:O:A) di Schleswig-Holstein, Jerman, tanggal 31 Juli 2015, sebagai penampil pamungkas di panggung Headbangers Stage. Kemudian dilanjutkan minggu berikutnya dalam gelaran festival metal Bloodstock Open Air di Derbyshire, Britania Raya, tampil pada hari yang sama dengan band Jasad di panggung Sophie Lancaster Stage tanggal 8 Agustus 2015. Melalui misi Bandung Blasting dan sebagai band Indonesia pertama yang mampu menembus festival musik metal paling bergengsi tersebut, Burgerkill ingin mengukuhkan eksistensinya sebagai band yang diakui secara internasional. Dokumentasi mengenai aktivitas band selama berada di Eropa, dirilis pada 2017, dalam bentuk video dokumenter bertajuk Blasting Europe – Tour Documentary & Live At Wacken 2015.

 
 
Pada pertengahan tahun 2016, formasi band yang dianggap paling solid ini akhirnya pecah, dengan mundurnya Andris sebagai drumer setelah enam belas tahun bersama, yang terlibat sejak penggarapan album debut Dua Sisi dan mewarnai perjalanan serta menjadi bagian dari kesuksesan Burgerkill. Mundurnya Andris di tengah proses penggarapan album baru ini, mendapatkan reaksi yang beragam dari para Begundal (sebutan untuk para fans Burgerkill) dan Burgerkill meyakini bahwa Andris akan tetap menjadi bagian penting dari sejarah perjalanan karier band. Kemudian pada September 2016 melalui audisi tertutup, akhirnya Burgerkill menggaet Putra Pra Ramadhan (biasa disapa Puput atau Putceh) (Killing Me Inside) untuk menempati lini belakang melanjutkan posisi yang ditinggal Andris, karena ia baru saja mengundurkan diri setelah lima tahun bersama Killing Me Inside pada Juni 2016, setelah sebelumnya ia juga hengkang dari Sunrise. Sehingga pada penghujung tahun 2016, formasi Burgerkill digawangi oleh Ebenz (gitar), Agung (gitar), Ramdan (bass), Vicky (vokal) dan Putra (drum).


Setelah empat tahun digarap sejak 2014, album kelima Burgerkill yang bertajuk Adamantine diluncurkan pada 20 April 2018. Judul album ini dicetuskan oleh Dom Lawson, jurnalis musik yang juga seorang musisi asal Inggris, ia menulis untuk media Metal Hammer dan The Guardian yang memiliki hubungan dekat dengan Burgerkill sejak kunjungan peliputannya dalam gelaran festival musik Bandung Berisik pada Mei 2012. Dom juga turut menyumbangkan penulisan lagu dan suaranya sebagai vokalis tamu pada tembang "United Front". Dalam album ini, juga terdapat satu tembang daur ulang Iwan Fals berjudul "Air Mata Api", terinspirasi dari kolaborasi bersama dengan Iwan Fals pada pergelaran konser bertajuk Rebel Meet Rebel di Cimahi, pada 21 Desember 2013. Berbeda dengan album sebelumnya, penulisan lirik dalam Adamantine sangat bijaksana dan lebih bertanggung jawab agar tidak menjadi preseden buruk bagi pemirsanya karena adanya fans Burgerkill dari kalangan anak-anak, salah satu di antaranya memilih untuk tidak bicara tentang kegelapan dan makian sehingga lirik tembang pada album ini lebih bermakna dan memiliki pesan moral.

Adamantine terpilih ke dalam daftar 50 album metal terbaik 2018 versi Metal Hammer, sementara dalam ajang bergengsi belantika musik nasional Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2018, album ini dinominasikan untuk kategori Grafis Design Album Terbaik, juga lagu "Superficial" sebagai nomine untuk kategori Karya Produksi Metal/Hardcore terbaik dalam ajang yang sama. Menjelang akhir tahun 2018, Burgerkill bersama Deadsquad melakukan tur Eropa bertajuk "Super Invasion 2018". Tur yang dimulai pada 15 Oktober 2018 ini, merambah enam negara yakni Prancis, Belgia, Jerman, Ceko, Polandia dan kunjungan terakhir satu panggung bersama Deadsquad di Belanda, sebelum kembali ke tanah air pada 25 Oktober 2018.

 Kepergian Ebenz, Roar of Chaos, Pengunduran diri Vicky (2019-2021)

Penghujung tahun 2019, Burgerkill mewujudkan mimpinya merambah Amerika Serikat, tur ini bertajuk "Adamantine American Tour 2019" yang berlangsung secara maraton sejak 16 hingga 31 Oktober 2019. Burgerkill berkolaborasi dengan band Suaka yang akan menjadi band pembuka bagi setiap penampilan Burgerkill di kota-kota besar bagian timur Amerika, di antaranya Philadelphia, Chicago, New York, Madison, Milwaukee, Minneapolis, termasuk ibu kota Amerika, Washington, D.C. Tur Amerika ini dalam rangka promosi album Adamantine dan memperluas jaringan baru serta menjajaki kemungkinan tentang apresiasi penikmat musik metal terhadap musik yang dimainkan Burgerkill sekaligus promosi album Suaka yang baru dirilis bertajuk Suakatrocity.

Burgerkill kembali menorehkan prestasi dan sejarah baru dalam musikalitasnya dengan meluncurkan album mini (EP) bertajuk Killchestra pada 20 April 2020. Konsep musik dalam album ini merupakan gubahan musik ekstrem yang agresif pada album-album Burgerkill sebelumnya dengan balutan musik orkestra tanpa menghilangkan esensi dan atmosfer dari lagu-lagu yang digubah tersebut. Album yang dirilis di tengah masa pandemi ini, sekaligus menjadi pembuktian bahwa musik metal bukan hanya musik berisik tak berarti. Burgerkill berkolaborasi dengan Czech Symphony Orchestra, sekaligus merekam materi lagu di Cesky Rozhlas Studio, Praha.

Dalam masa pandemi, semua aktivitas Burgerkill tertunda, di antaranya serangkaian tur dan tampil kembali di W:O:A dan konser-konser, sehingga konser hanya dapat dilakukan secara virtual, termasuk konser perayaan hari jadi ke-25 Burgerkill di penghujung tahun 2020 bertajuk 25th Anniversary Virtual Concert, yang dapat diakses secara daring bagi para begundal dan penikmat musik metal lainnya. Masih di tengah masa pandemi pada akhir Agustus 2021, kembali terjadi perubahan formasi band dengan mundurnya vokalis Vicky setelah empat belas tahun bersama band, walaupun tidak ada pernyataan resmi yang menyatakan hal tersebut, tetapi media resmi Burgerkill menyatakan bahwa sudah tidak ada komponen yang selaras dan akan menyambut era baru. Berawal saat pergelaran konser virtual Hellprint Reunited Moment episode 13 pada 5 Agustus 2021, Burgerkill menampilkan setlist Dua Sisi dengan mengundang mantan anggota Toto dan Kimung dalam wawancara, tetapi pada saat Burgerkill tampil membawakan lagu, posisi vokal diisi oleh Hardi Rosadi (disapa Hardy Yankyank) (Taring) dengan ditemani oleh Anggi (Revenge The Fate) dan Baruz (Godless Symptomps). Hal ini terjawab saat sesi istirahat dalam gelaran acara konser kolaborasi virtual Dewa 19 dengan Burgerkill dalam rangka perayaan hari jadi Dewa 19 ke-30, bahwa Burgerkill tak memiliki vokalis usai Vicky mengundurkan diri.

Di tengah simpang siur mengenai vokalis pengganti Vicky dan rencana konser Burgerkill, sang pendiri, motor utama dan personel asli Burgerkill sejak awal dibentuk, Ebenz pergi untuk selama-lamanya. Kepergiannya secara mendadak di tengah proses pengambilan gambar untuk konser virtual pada 3 September 2021 meninggalkan duka yang mendalam bagi rekan-rekan musisi. Harapannya untuk tampil bersama band idolanya God Bless tuntas sudah dua hari sebelumnya, yang digelar di ICE BSD di Tangerang, Banten, pada 1 September 2021 dalam gelaran konser 48 tahun God Bless. Sebelumnya, Burgerkill berencana untuk menggelar konser daring bersama Adji (Down For Life) dan Daniel Mardhany (ex-Deadsquad, Kala). Ebenz dimakamkan di halaman kediamannya pada 4 September 2021.


Dalam rangka memperingati seratus hari kepergian Ebenz, dipenghujung 2021 Burgerkill merilis "Roar of Chaos" dengan menggaet vokalis baru, Ronald Alexander Radja Haba (Carnivored). Bergabungnya Ronald sebagai bagian dari perjalanan Burgerkill, telah direncanakan sebelumnya dengan beberapa kali pertemuan dalam rangka penyesuaian dan langsung terlibat dalam proses penggarapan singel "Roar of Chaos" yang dirilis melalui platform digital pada 18 Desember 2021. Konsep singel tersebut juga dalam rangka melanjutkan keinginan mendiang Ebenz untuk mengeksplorasi genre death metal dengan tetap menjaga warna musik Burgerkill.

2022–sekarang

Mengawali tahun 2022, Burgerkill menyelenggarakan konser virtual bertajuk "After The Storm" yang disiarkan melalui kanal Youtube pada 8 Januari 2022, sebagai momentum untuk tetap terus berkarya setelah melewati masa sulit dalam perjalanan kariernya, sekaligus menjawab harapan khususnya para begundal dan penikmat musik metal lainnya atas eksistensi Burgerkill untuk tetap melanjutkan perjalanannya. Konser ini menampilkan tembang-tembang populer Burgerkill yakni "Undefeated" (Adamantine), "Shadow of Sorrow" (Beyond Coma and Despair), "Perjara Batin" (Berkarat) dan singel terbaru "Roar of Chaos". Konser virtual ini merupakan debut penampilan Burgerkill dengan formasi baru yang diawali dengan narasi monolog oleh Morgue Vanguard.

Melalui kanal youtube Burgerkill Official, Pada 14 Januari 2023, mereka merilis single anyar berjudul "Resilient Blood", dimana Burgerkill menunjukkan nyali dan sikap mereka, memprovokasi secara musikal, dan syair-syairnya menyiratkan semangat dan semangat mereka untuk terus berjuang di ranah industri musik tanah air dan internasional. Video klip tersebut diambil dari tur Eropa 2022 ketika Burgerkill mengunjungi Belanda, Hungaria, Republik Ceko dan Jerman termasuk penampilan di Wacken Open Air Festival.

 

 


Formasi Sekarang

  • Ramdan Agustiana — bassis (2007–sekarang)
  • Agung "Hellfrog" Ridho — gitaris (2003–sekarang)
  • Putra Pra Ramadhan — drumer (2016–sekarang)
  • Ronald Alexander Radja Haba — vokalis (2021–sekarang).
Mantan Anggota
  • Ivan "Scumbag" Firmansyah — vokalis (1995–2006; meninggal 2006)
  • Kudung — drumer (1995–1996)
  • Kimung — bassis (1995–2000)
  • Ugum — gitaris (1998–2002)
  • Toto Supriatin — drumer (1996–2005)
  • Abah Andris — bassis (2000–2005), drumer (2005–2016)
  • Vicky Mono — vokalis (2007–2021)
  • Aries "Ebenz" Tanto — gitaris (1995–2021; meninggal 2021)

Sumber :
Burgerkill Youtube
Burgerkill Facebook
Burgerkill Twitter
Burgerkill Wikipedia

2 komentar:

  1. Keren gan.. \m/ . tapi background tracklistnya mohon diperbaiki..

    silahkan merapat juga ke

    http://axlml.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. hemmm ... trimakasih atas kunjungannya gan .. keep rawwkkk ... (m)

    ReplyDelete